news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Terbebani Anak Usaha, Laba BRI Semester I Melambat

14 Agustus 2019 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paparan kinerja keuangan semester I 2019 BRI 2019 di Gedung BRI, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Paparan kinerja keuangan semester I 2019 BRI 2019 di Gedung BRI, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil mendapatkan laba Rp 16,16 triliun di semester I 2019. Raihan ini naik 8,19 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year) senilai Rp 14,93 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski meraup laba, namun pertumbuhannya lamban dibandingkan perolehan semester I 2018 yang berhasil meraup kenaikan 10,78 persen.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengungkapkan, melambatnya pertumbuhan laba perseroan karena kinerja keuangan terbebani anak usaha perusahaan.
Anak usaha yang dimaksud adalah Danareksa Sekuritas. Perusahaan ini baru diakuisisi BRI pada tahun lalu.
"Laba turun dibandingkan 2018, ini benar karena kalau laba induk bank only itu sudah on track. Kenapa 8 persen? Karena kita beban di anak usaha, yaitu anak usaha baru akuisisi kemarin banyak masalah," kata dia dalam paparan kinerja perusahaan di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (14/8).
Suprajarto menjelaskan, perusahaan menyadari bahwa kehadiran anak usaha yang baru diakuisisi itu memang banyak yang harus dibenahi. Tak hanya Danareksa Sekuritas, tapi juga anak usaha BRI lainnya.
ADVERTISEMENT
Tapi, dia yakin pembenahan anak usaha tahun ini bakal rampung. Dengan begitu, tak ada beban perusahaan induk untuk meraup laba lebih banyak lagi.
"Saya yakin ini asetnya ada. Anak usaha lain juga bersih-bersih, biar enggak ada beban lagi tahun depan. Ini yang bikin tergerus laba kali ini. Akhir tahun ini justru bisa berikan laba baik bagi induknya," kata dia.
Perusahaan berhasil menjaga rasio kredit bermasalah alias Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,33 persen. Meski NPL tak naik, dia mengakui bahwa pergerakannya terpengaruh beban anak usaha yang sedang dibenahi.
"Karena ada anak usaha ini, ada pipeline yang kita buat, jadi diakibatkan (pergerakan NPL) beban anak usaha yang lagi kita benahi," ungkapnya.
Dirut BRI Suprajarto. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pertumbuhan laba perusahaan ditopang dari berbagai kantong seperti pendapatan bunga bersih perseroan Rp 39,92 triliun atau naik 4,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 38,24 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kredit perseroan naik 11,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 888,32 triliun. Pertumbuhan kredit perseroan ini didominasi dari pemberian kredit ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
"Penyaluran kredit didominasi ke segmen UMKM yaitu sebesar 76,72 persen atau Rp 681,50 triliun. Penyaluran kredit UMKM BRI untuk triwulan II 2019 tercatat naik 13 persen (yoy)," kata dia.
Sepanjang semester I 2019, perusahaan juga berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 945,05 triliun. Angka ini naik 12,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 811,19 triliun.
"DPK BRI masih didominasi dana murah atau CASA berupa tabungan dan giro dengan komposisi 57,35 persen," tambahnya.
Faktor lain yang mendorong laba BRI adalah fee based income atau tumbuh 17,86 persen secara yoy dibandingkan Juni 2018. Di sisi aset, perusahaan berhasil meningkatkannya dari Rp 1.153,22 triliun menjadi Rp 1.288,19 triliun atau naik 11,7 persen.
ADVERTISEMENT