Terbitkan Reksa Dana, PNM Investment Targetkan Dana Kelolaan Rp 200 M

30 September 2019 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PNM Investment terbitkan ETF CORE LQ45 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/9/2019). Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PNM Investment terbitkan ETF CORE LQ45 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/9/2019). Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
PT PNM Investment Management berinovasi dengan mengembangkan diversifikasi produk investasi portofolio efek berupa penerbitan Reksa Dana PNM Exchange Traded Fund (ETF) Core LQ45. Direktur Utama PNM Investment Management, Bambang Siswaji, mengatakan langkah yang diambil pihaknya karena reksa dana dianggap mempunyai prospek yang cerah.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat dan sangat optimis reksa dana ETF akan semakin berkembang ke depan. Pasalnya, minat investor terhadap produk ini semakin tumbuh. Apalagi, dukungan dari otoritas pasar modal dan bursa yang semakin tinggi,” kata Bambang di Gedung Bursa Efek Indonesia, kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Senin (30/9).
Bambang merasa tingginya minat investor terhadap produk reksa dana ETF ini seiring adanya tren pengelolaan pasif untuk mengurangi risiko portofolio saham. Selain itu, kata Bambang, ETF memiliki karakter likuid, transparan dan tingkat risikonya lebih aman dibandingkan berinvestasi langsung di saham ataupun surat utang. Dalam penerbitan produk reksa dana terbarunya ini, Bambang menargetkan dana kelolaan investasi sebesar Rp 200 miliar.
“Dengan bertambahnya produk reksa dana indeks dan ETF berarti minat investor akan produk tersebut juga semakin membaik,” ujar Bambang.
ADVERTISEMENT
Bambang membeberkan dalam periode tiga tahun terakhir, produk ETF mengalami pertumbuhan cukup pesat. Sejak akhir Juni 2019 tercatat jumlah produk mencapai 26 produk atau tumbuh rata-rata sekitar 34,5 persen sejak akhir 2017 sebanyak 12 produk. Dari total 26 produk ETF tersebut, sebagian besar menggunakan acuan indeks yaitu EDX30, SRI KEHATI, MSCI, Jakarta Islamic Index (JII) dan baru ada satu produk yang menggunakan indeks LQ45.
“Dari hasil penjajakan terhadap nasabah investor kami, ternyata Indeks LQ45 masih sangat diminati. Ini cukup beralasan karena Indeks LQ45 mengukur performa harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar dan didukung fundamental perusahaan yang baik,” terang Bambang.
PNM Investment terbitkan ETF CORE LQ45 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (30/9/2019). Foto: Moh Fajri/kumparan
Bambang mengungkapkan, rencananya produk PNM ETF CORE LQ45 ini akan mengalokasikan investasinya pada minimum 80 persen dan maksimum 100 persen dari nilai aktiva bersih pada saham-saham yang tercatat di Indeks LQ45. Sementara itu sisanya minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut Bambang, penerbitan ETF saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor berinvestasi di produk tersebut khususnya dengan skala jangka panjang. Sebab, kata Bambang, kondisi pasar yang terkoreksi saat ini banyak dipengaruhi sentimen global.
Apabila sentimen global mereda dan ditopang oleh fundamental ekonomi nasional yang kuat, maka akan mendorong kenaikan kinerja pasar saham domestik. Sehingga ketika pasar membaik, kondisi ini akan memberikan potensi pertumbuhan keuntungan investasi di produk ETF yang cukup tinggi.
“Sebagai tujuan investasi jangka panjang di tengah ekonomi terus tumbuh, potensi pertumbuhan imbal hasil reksa dana ETF akan cukup besar dengan valuasi IHSG saat ini yang relatif murah. Jangka pendek memang masih banyak sentimen yang tidak pasti, tetapi kalau jangka panjang potensi pertumbuhan bagus, ini akan jadi daya tarik reksa dana ETF,” tutur Bambang.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, ETF merupakan produk reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. Artinya, ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.