Terkendala Depo, Operasional LRT Jabodebek Molor Lagi ke April 2021

31 Januari 2019 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek LRT Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada 2019 di Stasiun Taman Mini. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek LRT Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada 2019 di Stasiun Taman Mini. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pengerjaan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) dipastikan molor. Salah satu alasannya adalah karena belum bebasnya lahan di Bekasi Timur yang akan dipakai menjadi depo kereta.
ADVERTISEMENT
Awalnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menjanjikan proyek ini bisa selesai paling lambat Maret 2020. Namun karena ada masalah terhambatnya pembangunan depo, proyek LRT Jabodebek diperkirakan baru bisa rampung April 2021.
"Jadi dengan terlambatnya depo ini maka akan operasional tahun 2021," kata Dirut Adhi Karya, Budi Harto, saat ditemui di Gedung Kemenko Kemaritiman, Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Kamis (31/1).
Budi Harto menjelaskan, secara kumulatif proyek ini molor sekitar 22 bulan. Adapun alasan utama karena lambatnya proses pembebasan lahan di Bekasi Timur yang menjadi lokasi tempat dibangunnya depo kereta. Lahan yang bermasalah sekitar 10 hektare.
"(Baru rampung) April 2021. Jadi mundur 22 bulan karena lahan depo ini," terangnya.
Sejumlah pekerja  proyek LRT Jabodebek merapihkan bagian  pembangunan Stasiun Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja proyek LRT Jabodebek merapihkan bagian pembangunan Stasiun Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dia bilang bahwa proses pembebasan lahan di Bekasi Timur memang tidak lah mudah. Lahan tersebut merupakan areal pemukiman penduduk. Meski demikian, proses pembebasan lahan sudah berjalan 60 persen.
ADVERTISEMENT
"Pembayaran sudah," timpalnya.
Nantinya depo kereta LRT di Bekasi Timur didesain mampu menampung 32 rangkaian kereta (trainset). Masing-masing rangkaian kereta terdiri dari 6 gerbong. Selain itu, buntut dari molornya pengerjaan proyek LRT Jabodebek adalah adanya tambahan investasi sekitar Rp 300 miliar.
"Tambahan pembiayaan kecil kira-kira Rp 300 miliar. Sebelumnya itu sudah Rp 26 triliun termasuk keretanya," sebutnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membenarkan proyek LRT Jabodebek masih terkendala lahan. Namun tidak ada masalah dari segi pembiayaan.
"Saya lihat bagus (proses pengerjaan), hanya memang terlambat karena ada pembebasan tanah sedikit untuk depo tapi pendanaan bagus," tegasnya. 
Adapun rute LRT Jabodebek terdiri dari 3 lintas, yakni lintas Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur. PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI merupakan investor dari proyek ini.
ADVERTISEMENT