news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tertekan Sektor Industri, Wall Street Ditutup Bervariasi

26 April 2019 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi akibat turunnya saham industri dan tingginya kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Bahkan kekhawatiran pasar melampaui kenaikan saham Facebook dan Microsoft.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Jumat (26/4), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 134,97 poin atau 0,51 persen menjadi 26.462,08, indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 1,08 poin atau 0,04 persen menjadi 2.926,17 dan indeks Nasdaq Composite (IXIC) naik 16,67 poin atau 0,21 persen menjadi 8.118,68.
Saham sektor industri turun 1,99 persen dengan penurunan terbesar yang dicatatkan oleh 3M, United Parcel Service Inc, dan Raytheon Co usai melaporkan hasil kinerja keuangan yang mengecewakan. Fedex Corp juga merosot setelah laba UPS meleset.
Saham Amazon.com Inc naik 1,7 persen setelah perusahaan melaporkan laba kuartal I 2019 yang melampaui estimasi, meskipun perkiraan pendapatan kuartal II sebagian besar di bawah ekspektasi.
Saham Intel Corp turun 7 persen setelah produsen chip itu meramalkan pendapatan kuartal saat ini di bawah perkiraan analis. Namun saham Facebook Inc dan Microsoft Corp keduanya melonjak masing-masing naik 5,8 persen dan 3,3 persen.
ADVERTISEMENT
“Sentimen berfluktuasi merupakan hasil campuran dari pendapatan dan data. Kami akan terus melihat fluktuasi karena kami cenderung terus melihat pesan yang beragam," ujar Kristina Hooper, Kepala Strategi Pasar Global di Invesco, New York.
Sementara itu, ekspektasi pendapatan kuartal I 2019 S&P diperkirakan membaik. Investor juga tetap waspada terhadap laporan kinerja.
"Kami masih dalam mode menunggu dan melihat tentang arah ekonomi sehingga tidak ada yang mau habis-habisan di pasar saat ini terutama dengan penilaian harga premium," kata Lindsey Bell, Ahli Strategi Investasi di CFRA Research, New York.
Indeks S&P 500 meningkat 17 persen selama tahun ini, rebound dari penurunan 2018. Hal ini terjadi di tengah harapan kesepakatan perdagangan AS-China, langkah Federal Reserve untuk menghentikan sementara kenaikan suku bunga, dan beberapa laporan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan Kamis sore dengan 0,5 persen di bawah rekor tertinggi pada akhir September 2018.
Saham perusahaan manufaktur 3M turun hampir 13 persen merupakan persentase penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tiga dekade, usai memangkas proyeksi pendapatan 2019 dan mengumumkan rencana memberhentikan 2.000 pekerja. Itu adalah penurunan terbesar sejak 19 Oktober 1987, ketika turun 20,3 persen akibat kehancuran pasar saham.
Saham Xilinx Inc mencatatkan penurunan persentase terbesar di S&P 500, turun 17,1 persen setelah laba kuartalan pembuat chip tersebut kurang dari perkiraan. Indeks chip Philadelphia turun 1,8 persen.
Volume perdagangan di Wall Street capai 6,64 miliar saham, sama seperti rata-rata perdagangan selama 20 hari terakhir.
ADVERTISEMENT