Tertinggi Dalam 7 Tahun, Pertamina Ngebor 121 Sumur di Blok Mahakam

14 Oktober 2019 22:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
John Anis saat menjelaskan perkembangan Blok Mahakam. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
John Anis saat menjelaskan perkembangan Blok Mahakam. Foto: Arifin Asydhad/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) secara agresif terus melakukan pengeboran di Blok Mahakam. Tahun 2019, Pertamina mengebor 121 sumur, melampaui target awal sebanyak 118 sumur. Jumlah ini merupakan tertinggi dalam 7 tahun terakhir, dimana tahun 2012 tercatat sebanyak 105 sumur yang dibor.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam tiga tahun sebelum dikelola PHM, sumur yang dibor di Blok Mahakam tercatat 101 sumur (2015) 44 sumur (2016) dan 21 sumur (2017).
General Manager Pertamina Hulu Mahakam, John Anis, mengatakan, pengeboran sumur yang agresif di Blok Mahakam telah meningkatkan produksi hingga 2 persen lebih tinggi dari prediksi TEPI (operator sebelumnya), atau sebesar 700 MMSCFD dibanding prediksi TEPI sebesar 686 MMSCFD.
“Dalam dua tahun terakhir, PHM agresif melakukan pengeboran sumur untuk menahan decline rate. Tahun 2018 sebanyak 77 sumur dan workover yang berhasil meningkatkan produksi 5 persen lebih tinggi dari target TEPI. Tahun ini, pengeboran lebih agresif lagi, meningkat hampir dua kali lipat,” ujar John Anis saat menjelaskan perkembangan Blok Mahakam di South Processing Unit (SPU) di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (14/10/2019).
ADVERTISEMENT
Menurut John Anis, sejak tahun 2010, Blok Mahakam memasuki fase penurunan alamiah dengan kecenderungan meningkat seiring waktu. Cara paling efektif menaikkan produksi tidak lain dengan meningkatkan investasi sehingga bisa lebih banyak melakukan pengeboran sumur baru.
Pertamina Hulu Mahakam, telah menginvestasikan sekitar USD 3,5 Miliar dalam periode 2018 – 2019, yang digunakan untuk pengeboran sumur dan operasional perusahaan.
“PHM telah melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan produksi seperti optimasi pengembangan lapangan dan penggunaan teknologi baru dalam menghadapi berbagai tantangan di Blok Mahakam,” imbuh John Anis.
Disisi lain, demi kesinambungan investasi dan operasi Mahakam, maka diperlukan terobosan-terobosan untuk memastikan efektifitas biaya. Sejauh ini PHM telah berhasil menurunkan biaya investasi pemboran sumur sebesar 40 persen - 50 persen dan biaya operasi sebesar 30 persen.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu berfoto bersama dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional dan Pengamat Bidang Energi beserta pekerja Pertamina Hulu Mahakam saat kunjungan ke SPU Pertamina Hulu Mahakam, Kalimantan Timur, Senin (14/10/2019). Foto: Arifin Asydhad/kumparan
Karakteristik Blok Mahakam, terang John Anis, cukup menantang mengingat tingkat maturasi yang cukup tinggi dan karakter blok wilayah produksi yang variatif dengan lokasi yang jauh dari zona produksi eksisting. Perlu membangun pipa yang lebih panjang untuk menghubungkan antara sumur dengan fasilitas produksi
ADVERTISEMENT
Blok Mahakam memiliki luas 3.266,44 km2 dengan jaringan pipa lebih dari 1.700. Memiliki 30 Platform di 6 lapangan (processing areas) dengan pekerja sebanyak 3.573 orang.
“Mayoritas pekerja PHM adalah para pekerja putra terbaik bangsa yang telah berpuluh-puluh tahun mengelola Blok Mahakam, sehingga memahami betul karakteristik blok. Semua tantangan yang dihadapi menjadi pembelajaran yang sangat penting,” tegas John Anis.
Para pekerja PHM, telah berhasil menghadapi tantangan pengeboran di area swamp bahkan berhasil melakukan efisiensi pengeboran dari rata-rata 11 hari menjadi hanya 6 hari.
"Blok Mahakam ini memberi pelajaran kepada kita tentang pentingnya untuk berinvestasi pada masa transisi, sehingga ketika alih kelola produksi tetap stabil," pungkasnya.