Tiga Kecelakaan Kerja Sektor Konstruksi Sepanjang 2018

4 Februari 2018 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balok girder LRT menimpa rumah warga. (Foto: ANTARA/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Balok girder LRT menimpa rumah warga. (Foto: ANTARA/Nova Wahyudi)
ADVERTISEMENT
Pemerintah sedang gencar membangun berbagai infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Gencarnya pembangunan infrastruktur itu, tercermin dari alokasi anggarannya yang terus naik. Pada APBN 2018, pemerintah mengalokasikan dana Rp 409 triliun, naik dari tahun lalu yang sebesar Rp 387,3 triliun.
Namun pada saat yang sama, banyaknya pembangunan infrastruktur telah meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan kerja, khususnya di sektor konstruksi. Sepanjang 2018 ini, kecelakaan di sektor konstruksi setidaknya sudah tiga kali terjadi.
1. Crane Proyek DDT Jatuh
Lokasi crane jatuh di Matraman (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi crane jatuh di Matraman (Foto: Raga Imam/kumparan)
Crane pada proyek jalur kereta api double-double track (DDT) di Matraman, Jakarta Timur, jatuh pada Minggu (4/2). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 05.00 WIB.
Menurut keterangan polisi di lokasi peristiwa, dugaan sementara crane jatuh karena dudukan besi tidak tepat saat mengangkat bantalan rel. Kapolsek Jatinegara Kompol Supandi, mengatakan saat itu lima pekerja sedang menaikkan beton (girder) untuk bantalan rel menggunakan crane. Bantalan rel saat itu sudah berada di atas dan dalam proses pemasangan.
ADVERTISEMENT
"Namun dudukannya tidak pas sehingga bantalan rel jatuh menimpa korban," kata Supandi dalam keterangannya, Minggu (4/2). Akibat peristiwa ini, empat orang pekerja tewas.
2. Beton LRT Ambruk
Konstruksi beton proyek LRT di Pulo Gadung roboh  (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konstruksi beton proyek LRT di Pulo Gadung roboh (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Konstruksi beton dalam proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur, Ambruk pada Senin (22/1). Akibat peristiwa yang terjadi pada dinihari ini, lima kerja terluka.
Polisi telah menyelidiki kasus ini, dengan memeriksa setidaknya empat orang saksi. Namun mengutip pernyataan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab peristiwa tersebut.
“Belum ada tersangka, karena masih menunggu hasil laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri untuk mengetahui apakah ada dugaan unsur kelalaian dalam robohnya beton LRT tersebut,” kata Argo, Rabu (24/1).
ADVERTISEMENT
3. Girder Tol Antasari-Depok Patah
Lokasi jatuhnya proyek jalan layang Antasari. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi jatuhnya proyek jalan layang Antasari. (Foto: Raga Imam/kumparan)
Girder atau beton yang ada di antara dua penyangga jembatan di proyek Tol Depok-Antasari patah. Pengerjaan jalan layang untuk kendaraan yang mengarah dari Cilandak ke Ragunan itu mengalami insiden pada Selasa (2/1), sekitar pukul 09.00 WIB.
Deputi Manajer Proyek Tol Depok-Antasari dari PT Citra Waspphutowa, Indra Purnadi, menyebutkan girder patah ketika pemindahan tanah di samping jembatan yang dibangun menggunakan eskavator. Namun, saat sedang memindahkan tanah, eskavator menyenggol girder yang menyebabkan patahnya seluruh bantalan jalan di ruas itu.
"Girder ini sudah kami naikkan tanggal 19 Desember 2017, jadi sebetulnya sudah kokoh di atas dan itu pun sudah kita lakukan penguatan antar girder," katanya di lokasi peristiwa, Selasa (2/1). Tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan ini.
ADVERTISEMENT