Tim Jokowi Tanggapi Faisal Basri soal Logistik Jalur Laut

16 Februari 2019 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tol laut Bali Mandara Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tol laut Bali Mandara Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Logistik menjadi salah satu faktor penting dalam ketahanan pangan. Mahalnya harga komoditas pangan di Indonesia dibandingkan produk impor juga akibat logistik yang masih mengandalkan jalur darat.
ADVERTISEMENT
Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri sebelumnya menuturkan, pemerintahan selanjutnya harus mampu mengalihkan logistik dari jalur darat ke laut. Sebab, biaya angkut jalur laut akan lebih murah karena kapasitas barang yang diangkut kapal tentu jauh lebih besar diabandingkan truk.
Hal tersebut mendapat respons dari tim calon presiden nomor urut 01. Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi -Ma'ruf Amin, Misbakhun mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK sebenarnya juga telah menggenjot infrastruktur lainnya seperti pelabuhan untuk memudahkan distribusi barang.
Adapun pembangunan jalan tol hanya salah satu cara untuk menekan biaya logistik.
“Jadi keberadaan jalan tol yang merupakan infrastruktur darat merupakan kombinasi atau pelengkap dari keberadaan angkutan laut yang merupakan penunjang utama konsep Tol Laut yang digagas oleh Presiden Jokowi,” ujar Misbakhun kepada kumparan, Sabtu (16/2).
Pelabuhan Tol Laut Bima Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Menurut dia, Presiden Jokowi menggenjot infrastruktur jalan tol atau pun pelabuhan secara bersamaan. Misbakhun bilang, angkutan laut memang bisa mengangkut barang dalam jumlah besar. Namun, untuk mendistribusikan barang masih membutuhkan infrastruktur jalan.
ADVERTISEMENT
“Bila saat ini biaya logistik belum turun secara signifikan, hal ini karena masih dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan konektivitas antarwilayah yang ada di Indonesia,“ jelasnya.
Lebih lanjut Misbakhun mengatakan, pembangunan yang berkesinambungan dan terintegrasi menawarkan banyak opsi kemudahan, termasuk bagi distribusi logistik maupun transportasi masyarakat. Menurutnya, pemerintah juga telah memasukkan masalah konektivitas wilayah sebagai salah satu program yang akan dilaksanakan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024.
“Pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara masih menjadi prioritas. Dengan kelancaran jalur logistik barang, harga barang dapat terkendali, tidak ada kelangkaan sehingga inflasi tetap terjaga dan membentuk sebuah stabilitas pasar yang menguntungkan baik pedagang maupun pembeli,” kata dia.
Kapal Perintis Tol Laut melakukan bongkar muatan. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Faisal Basri sebelumnya menuturkan, saat ini 90 persen logistik Indonesia dikirim melalui jalur darat dan hanya 10 persen melalui jalur laut. Hal ini berbanding terbalik dengan negara lain justru 70 persen logistiknya diangkut melalui jalur laut, hanya 30 persen melalui darat.
ADVERTISEMENT
Menurut Faisal, logistik yang diangkut melalui jalur darat menyebabkan ongkos angkut yang semakin mahal. Sebab untuk truk, maksimal barang yang bisa diangkut hanya 15-20 ton.
"Sementara kalau lewat laut, pakai kapal, sekali angkut itu bisa 20.000 ton. Pakistan, China, India, diangkut pakai kapal, makanya ongkos angkut mereka nol, itu kenapa harga produk mereka murah," jelasnya.
Terkait pembangunan jalan tol yang gencar dilakukan pemerintahan Jokowi, Faisal memang mengakui hal ini bisa menurunkan biaya logistik. Namun tetap saja, hasilnya tak akan signigikan jika melalui laut. Bahkan sebaliknya, hal ini bisa meningkatkan logistik yang diangkut melalui jalur darat.