Tips Bisnis: Permasalahan Reseller yang Sering Terjadi

29 Agustus 2019 8:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reseller produk streetwear di Urban Sneakers Society 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Reseller produk streetwear di Urban Sneakers Society 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalaman dari beberapa reseller, salah satu persoalan yang kerap terjadi adalah stok barang. Reseller sering kali enggan melakukan stok barang dikarenakan ragu atau pun takut jika nantinya produk tersebut tidak laku. Bagaimana tips bisnis untuk mengatasi itu?
ADVERTISEMENT
“Ini permasalahan yang paling sering terjadi oleh reseller ya. Belum masuk ke tahapan internet marketer. Kalau internet marketer lebih advance biasanya mengerti masalah ini,” kata Founder Yukbisnis.com, Platform Toko Online Indonesia, Jaya Setiabudi kepada kumparan, Kamis (29/9).
Pria kelahiran Semarang ini menambahkan, salah satu kunci untuk meminimalisir risiko barang tidak laku yaitu dengan melakukan riset. Tentu saja riset yang didasari oleh keberanian, bukan hanya sekadar keberanian.
“Kalau keberanian itu tidak ditunjang oleh riset itu akan membabi buta akan setengahnya gambling. Tapi kalau keberanian yang ditunjang oleh riset itu beda perkara,” tuturnya.
Holiday Shopping Foto: Paulo Whitaker/Reuters
Reseller bisa melakukan riset dari data base yang ada. Produk mana yang paling laku, produk mana yang paling menguntungkan dan siapa yang membeli.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenali produk-produk yang laku keras tentu saja akan mengurangi risiko stok numpuk atau mangkrak. Selain itu, menurut pria yang juga penulis buku 'Buka Langsung Laris' ini bilang agar reseller juga membangun data base.
“Simpan stok berdasarkan data, untuk mengurangi risiko yang tadi gambling, risiko kehabisan stok,” katanya.
Jaya pun mengingatkan agar reseller naik kelas. Maksudnya, ke depan reseller harus memiliki brand sendiri.
“Jadi dari sini Anda tidak bergantung pada reseller terus. Bahkan suatu saat Anda bisa menjadi brand owner. Dan juga tidak bergantung ke market place dan medsos (berbayar),” katanya.