Tips Keuangan bagi PNS Bila Pemerintah Jadi Setop Uang Pensiunan

12 Maret 2019 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah PNS di Aceh Utara sedang berbincang Foto: Rahmad/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah PNS di Aceh Utara sedang berbincang Foto: Rahmad/Antara
ADVERTISEMENT
Tak hanya kenaikan gaji PNS, Presiden Jokowi juga merencanakan perubahan sistem pembayaran uang pensiun dengan skema fully funded untuk PNS rekrutan 2020 nanti.
ADVERTISEMENT
Dengan skema baru itu, ditujukan agar tidak menguras APBN, sebab nantinya pemerintah dan PNS itu sendiri sama-sama iuran di awal. Tidak seperti model lama yaitu pay as you go, dana pensiunan dari hasil iuran PNS senilai 4,75 persen ditambah APBN.
Skema pembayaran uang pensiun PNS boleh saja berubah tiap waktunya. Namun, memastikan pengelolaan keuangan yang baik tetap menjadi kunci agar pensiunan PNS tetap aman finansial kelak. Bagaimana caranya?
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Indarto mengatakan menyiapkan sedini mungkin menjadi hal penting yang tak bisa diabaikan. Tak kalah penting, menurutnya pensiunan PNS juga mesti punya proyeksi masa tua nanti, dan step by step dia harus mengalokasikannya secara rutin.
ADVERTISEMENT
"Dia harus tahu kebutuhan pensiun dia berapa dulu nih, tiap bulannya. Sehingga bisa punya gambaran dia harus mengalokasikan berapa dari uang pensiunan," katanya kepada kumparan, Selasa (12/3).
Eko melanjutkan, pensiunan bisa melakukan banyak cara untuk mengamankan keuangan yang diperuntukkan untuk persiapan pensiun.
"Sebenarnya tergantung dia, kalau dari bunga deposito cukup, misalnya Rp 500 ribu dia bisa cukup sebulan untuk diinvestasikan kan enggak masalah kan, jadi kuncinya bukan berapa uangnya dia, tapi bagaimana dia bisa hidup dari uang pensiunan tadi, setidaknya untuk hidup sekitar 20 tahun ke depan nantinya kan," ujarnya.
PNS Foto: Nadia Riso/kumparan
Di sisi lain, Eko menambahkan, persiapan lebih diri dalam menyiapkan pensiunan bakal berguna untuk mendapatkan return yang besar. Pasalnya, ia menganjurkan agar berani mengambil risiko investasi yang agresif.
ADVERTISEMENT
Namun sebaliknya, kata dia, semakin dekat menjelang atau setelah masa pensiun tiba, Eko menyarankan agar pensiunan PNS mengambil risiko investasi yang konservatif.
"Harus cari produk investasi yang relatif risikonya rendah, karena dia tidak bisa berspekulasi, karena kalau hasilnya turun, hasilnya rugi dia enggak punya penghasilan lagi dari gaji, jadi agak berisiko sebenarnya. Kalau dia mau usaha bukan ketika pensiun, tapi sebelum pensiun sudah mulai enggak boleh enggak. Ketika dia bekerja dia mulai usaha, jadi ketika turun dia masih ada gaji. Yang salah adalah ketika dia mulai usaha tapi udah pensiun," terang Eko.
Lalu, bagaimana ketika pensiunan PNS ternyata masih memiliki tanggungan anak atau keluarga lainnya?
Eko menekankan, perencanaan dan perhitungan matang penting dilakukan. Pensiunan PNS mesti juga mempersiapkan dana simpanan atau investasi khusus untuk mengantisipasi kebutuhan itu.
ADVERTISEMENT
"Makanya mereka harus tahu kebutuhannya dulu, buat anak misalnya, prioritasnya, nah dihitung berapa lama lagi anak harus dibiayai, sehingga tahu angka besarnya, kemampuan keuangan dia berapa besar, baru dari situ dicari aset-aset apa," imbuhnya.
Meski begitu, ia lantas menegaskan pensiunan PNS lebih baik juga memiliki alokasi jaminan aman saat pensiun, yaitu asuransi jiwa dan dana pensiun yang dikelola secara profesional.
"Asuransi jiwa ya enggak masalah, dana pensiun itu bisa sebagai alternatif," pungkasnya.