news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tips Mengambil Pinjaman dari Fintech untuk Bisnis Online

18 Maret 2019 7:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi fintech. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Para pelaku bisnis online, mesti memiliki modal yang cukup dan lancar supaya bisa terus melakukan transaksi. Tak elak, seiring perkembangan teknologi, pinjaman fintech bisa menjadi solusi yang cepat dan mudah sebagai suntikan dana bisnis.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, mengambil pinjaman fintech untuk bisnis online juga tak bisa sembarangan lho. Bukan saja perlu memperhatikan hal teknis, seperti perusahaan fintech terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), syarat-syarat yang berlaku, namun juga managamen risiko bisnis yang dimiliki.
Perencana Keuangan dari ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie, mengatakan pebisnis online mesti cermat melihat seberapa penting kebutuhan pinjaman untuk pengembangan usahanya. Tentunya, dengan memperhatikan karakteristik pinjaman online yang bukan untuk pendanaan tetap jangka panjang.
"Dalam hal online seller financing ini, lebih ditujukan untuk jangka pendek dan menengah. Itu artinya di bawah 12 bulan, menengah itu sampai 3-5 tahun," katanya kepada kumparan, Senin (18/3).
Di sisi lain, kata Prita, penting bagi pelaku bisnis online untuk mengetahui potensi dan proyeksi omzet dari usaha bakal seperti apa. Maka dari itu, pinjaman online ia sarankan tak lebih dari 50 persen total modal yang dibutuhkan.
Petugas menghitung pecahan uang rupiah Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
ADVERTISEMENT
"Karena di situ, kalau tidak sanggup bayar, kita akan tutup dengan setengah modal lainnya," imbuh dia.
Singkatnya, menurut Prita mengupayakan untuk tidak mengambil pinjaman lebih dari kemampuan adalah kunci.
"Nanti agar tidak hanya sibuk bayar pinjaman, sementara omzetnya enggak tercapai juga," ujarnya.
Tak kalah penting, pebisnis juga harus memiliki resiko yang terukur. Intinya, mengetahui proyeksi pinjaman dan omzet yang bakal diraup.
"Ketika mengambil pinjaman kita tuh harus punya proyeksi, kira-kira untuk tiga bulan ke depan kita mengharapkan untuk mendapatkan omzet dari mana. Sehingga kita perlunya meminjam hanya berapa. Jangan mengambil pinjaman di luar yang kita butuhkan," pungkasnya.