Tips Pulihkan Kebocoran Keuangan Usai Libur Natal dan Tahun Baru

2 Januari 2019 7:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung pecahan uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung pecahan uang rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
ADVERTISEMENT
Libur Natal dan Tahun Baru telah usai, banyak hal yang perlu kembali dijalani termasuk dalam pemulihan keuangan. Apalagi, bagi Anda yang mengalami pengeluaran tak terkontrol atau kebobolan di momen libur pergantian tahun ini. Misalnya saja untuk biaya transportasi, makan-makan, hingga konsumsi berlebih lainnya.
ADVERTISEMENT
Financial Adviser, Jouska Adhita Laksmi, mengatakan kunci dari semuanya adalah perencanaan yang matang untuk meminimalisir kebobolan saat liburan. Namun jika hal itu ternyata sulit dihindari, maka upaya yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan simpanan uang yang dimiliki.
"Harusnya sih kalau ada alokasi dana liburan tidak akan mengganggu banyak nih untuk tabungan. Tapi kalau misalnya casenya enggak ada budget liburan terus pakai tabungan berarti recoverynya kita bisa menggunakan dana darurat atau tabungan," katanya ketika dihubungi kumparan, Rabu (2/1).
Adhita menekankan, hal yang terpenting terlebih dahulu adalah memastikan utang atau cicilan yang digunakan selama liburan tahun baru diselesaikan. Pasalnya, penundaan atau pembiaran hanya akan menjadikan cicilan makin berat dan membebani cash flow keuangan.
Cegah anak alami mual atau mabuk perjalanan tanpa obat (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cegah anak alami mual atau mabuk perjalanan tanpa obat (Foto: Shutterstock)
Baru setelah itu, kata Adhita, perlu dilakukan pengalokasian dana anggaran keuangan dengan lebih bijak pada bulan ini. Singkatnya, menentukan prioritas dari kebutuhan penting dan mendesak hingga menekan kebutuhan yang tak penting.
ADVERTISEMENT
"Bulan ini mengurangi hal-hal yang pengeluaran yang sekunder yang sifatnya kayak entertainment kayak beli baju beli macam-macam makan di luar. Jadi lebih berhemat, ditekan untuk biaya-biaya yang kurang perlu," imbuh dia.
Namun, bagaimana jika anggaran bulan ini ternyata tetap belum cukup untuk menutupi kebocoran pengeluaran libur?
Menurut Adhita, tak mengapa jika mengambil jatah anggaran untuk bulan depan. Asal, tidak sampai mengganggu cash flow keuangan untuk kebutuhan primer atau dasar yang tak bisa tidak harus dipenuhi.
"Enggak bisa dipotong semuanya kayak yang kebutuhan primer harus tetap kita keluarin, sebaliknya pemotongan bisa dilakukan di anggaran kebutuhan sekunder dan hal-hal yang kurang penting," tandasnya.