TOD Berpotensi Dibangun di 53 Titik Kawasan Jabodetabek

21 Maret 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Dukuh Atas didesain futuristik agar terlihat lebih modern. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Dukuh Atas didesain futuristik agar terlihat lebih modern. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksesibilitas menjadi satu hal penting yang tidak terelakkan bagi masyarakat, utamanya para urban ibu kota. Maka dari itu, proyek kawasan transit terpadu atau oriented development (TOD) menjadi salah satu solusi atas keterhubungan sarana transportasi, agar waktu perjalanan bisa dipangkas dan praktis.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Bambang Prihartono, menyebut pihaknya menemukan setidaknya ada 53 titik potensial TOD yang masih bisa dikembangkan di Jabodetabek.
“Potensi bangun TOD itu udah ada 53 titik. Apakah nanti akan dibangun semua, bisa jadi, tapi potensi TOD (yang jelas) se-Jabodetabek ada 53 titik,” katanya di sela acara Bedah BPTJ di Hotel Milenium, Jakarta, Kamis (21/3).
Menurut Bambang, hingga saat ini ada 4 TOD di Jabodetabek yang telah atau sedang dalam proses pembangunan.
Pemandangan Jalan Jendral Sudirman dari Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Dukuh Atas setelah direvitalisasi. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Sekarang memang yang dikerjakan BPTJ ada 4 titik. Poris Plawad, Baranang Siang, Pondok Cabe, Batu Jajar,” imbuh dia.
Sementara untuk inisiatif konsep TOD itu, Bambang mengaku dikemukakan oleh berbagai pihak. Mulai dari pemerintah daerah hingga BUMN.
ADVERTISEMENT
“Ini konsep kita karena ini kemudian yang lainnya diinisiasi oleh pak gubernur misalnya Dukuh Atas, Lebak Bulus kan. Kemudian ada juga yang digerakkan oleh sinergi BUMN. Di bawah BUMN misalnya Pocin. Yang deket-deket dengan rutenya KCI,” paparnya.
Bambang menjelaskan, proyek TOD itu dimungkinkan bakal dijalankan dari tahun ke tahun. Tergantung kajian lebih lanjut oleh pihaknya dan berbagai stakeholder terkait.
Lantas mengapa TOD penting? Bambang menyebut, itu sebagai upaya pemerintah untuk mendorong akses yang lebih mudah bagi masyarakat. Utamanya ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang notabene berada di jantung kota. Maka dengan adanya TOD, kata dia, masyarakat yang ada di pinggiran DKI Jakarta bisa semakin terbantu.
“Kita jemput bola nih jemput bola sampai ke daerah. Karena kalau cuma di Dukuh Atas misalnya, dia enggak akan sampai ke sana kan ini perlu jemput bola supaya dari sana bisa langsung pakai angkutan umum,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT