Toko Buah di DKI Dipenuhi Buah Impor, Konsumen Pilih Mana?

23 September 2018 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Buah-buah impor memenuhi toko buah modern di Jakarta. Ada yang berasal dari China, ada juga yang dari Australia. Buah-buah impor yang dijual di antaranya jeruk, apel, melon, kelengkeng, alpukat hingga anggur.
ADVERTISEMENT
Padahal, untuk buah-buah serupa, di Indonesia pun cukup banyak. Kira-kira, konsumen lebih suka buah yang mana ya?
kumparan mendatangani dua toko buah modern berbeda. Yang pertama, toko buah Jakarta Fruit Market yang ada di kawasan Gajah Mada, Jakarta Barat. Seorang pembeli yang tinggal di dekat Tamansari, Liana mengatakan lebih suka buah-buah lokal karena dianggap lebih fresh.
Tapi, tak jarang juga dia membeli buah-buah impor. Apalagi, buah-buah luar negeri di toko buah yang dia datangi ini kerap memberikan diskon yang lumayan ramah di kantong.
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
"Sebenarnya suka buah lokal kayak jeruk medan, lebih manis dan kayaknya enggak terlalu lama diawetkan karena langsung dari sini kan. Cuma kadang-kadang yang tergiur juga beli yang buy 1 get 1 (buah impor)," kata dia kepada kumparan, Minggu (13/9).
ADVERTISEMENT
Liana menuturkan karena banyak promo, buah-buah impor memang lebih murah dibanding buah lokal. Tapi ada juga apel lokal yang lebih murah dibanding impor seperti diakui Evelyn, pembeli lainnya.
Misalnya saja, kata dia, jenis untuk apel merah lokal ada yang dijual Rp 42.500 per kg. Tapi apel merah dari Selandia Baru bisa Rp 55.000 per kg.
"Lumayan banget bedanya. Tapi emang dari rasa juga. Jadi tergantung kita suka rasa yang apel yang gimana. Kalau yang Apel New Zealand jenis ini lebih garing dan manis. Beda-beda selera," kata dia.
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buah-buah di toko Total Buah Segar, Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (23/9/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Perbedaan harga juga terjadi pada jenis buah-buahan berdasarkan kualitas ketahanan. Misalnya, buah yang sudah lama dan kondisinya sudah tidak fresh, pasti dibanderol lebih murah.
ADVERTISEMENT
Evelyn menambahkan, dia juga kerap beli buah-buah dari pasar tradisional sebagai pembanding. Kadang, beli di pasar tradisional lebih enak karena bisa ikut mencoba dan ditawar.
"Selang-seling, kadang nyari di pasar biasa juga kalau ada waktu banyak. Lebih enak ya bisa ditawar di sana," ujar dia.
Sementara itu, di toko lain, yaitu di Total Buah Segar, pembeli bernama Karina mengungkapkan selama ini dirinya membeli buah karena kesegarannya. Menurutnya, kalau buah-buah impor baru datang dan masih kelihatan bagus, dia akan membeli itu.
Seperti hari ini, Karina yang sehabis olahraga di sekitaran Sarinah mengaku tengah mencari buah lemon untuk infuse water. Dia pun mengaku selektif memilih kualitas buahnya ketimbang harga.
"Harga no matter. Aku lihat kualitas buahnya dulu," kata dia.
ADVERTISEMENT