Tol Layang Jakarta-Cikampek Gunakan Teknologi Karya Indonesia

13 Desember 2017 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (Foto: Dok.Jasa Marga)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (Foto: Dok.Jasa Marga)
ADVERTISEMENT
Pembangunan proyek tol layang Jakarta-Cikampek II menggunakan sistem Sosrobahu, yakni teknik konstruksi asli ciptaan anak negeri yang digunakan dalam memutar "pierhead" (leher beton penyangga) agar tidak mengganggu arus lalu lintas di bawahnya.
ADVERTISEMENT
"Metode Sosrobahu berguna untuk mengatasi proses pembangunan jalan tol di atas jalanan yang sudah ramai, serta keterbatasan dan mahalnya biaya pembebasan lahan," kata Direktur Operasi II PT Waskita Karya N. Wirya Adnyana, dalam acara pemutaran perdana "pierhead" di Tambun, Jawa Barat, Rabu (13/12).
Ia memaparkan teknologi Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang. Teknologi ini ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati.
Dengan teknik tersebut, kata Wirya seperti dikutip dari Antara, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas. Teknologi Sosrobahu seperti itu, sebelumnya digunakan dalam pembangunan jalan layang Tol Wiyoto Wiyono (Tol Priok) pada tahun 1988-1990. Sejumlah negara, bahkan juga mengaplikasikan teknologi ini.
ADVERTISEMENT
Dalam proyek tol layang Jakarta-Cikampek II itu bakal digunakan lebih dari 200 "pierhead" yang ditanam di tengah-tengah jalan tol tersebut. Hampir seluruh leher tiang penyangga, dikerjakan dengan menggunakan metode Sosrobahu tersebut.
Pemasangan girder di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Foto: Dok.Jasa Marga)
zoom-in-whitePerbesar
Pemasangan girder di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Foto: Dok.Jasa Marga)
Proyek tol layang Jakarta-Cikampek merupakan bentuk kerja sama operasi (KSO) antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk yang menandatangani kontrak dengan PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC), selaku anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Proyek tersebut memiliki nilai kontrak Rp 13,53 triliun, serta ditargetkan sudah beroperasi pada tahun 2019 mendatang.
Sedangkan Waskita Karya memiliki porsi pengerjaan sebesar 51 persen dan mengerjakan pelaksanaan ruas Cikunir-Cikarang dengan panjang sekitar 19,7 kilometer.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, progress pengerjaan telah mencapai 15,6% yang meliputi tahap perencanaan atau desain rancangan, pekerjaan konstruksi tiang layang, serta pekerjaan pelebaran jalan.