Tol Trans Sumatera Bisa Tekan Defisit Perdagangan Indonesia

6 Maret 2019 12:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi "Kupas Tuntas Tol Trans Sumatera" yang digelar PT Hutama Karya di Medan. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi "Kupas Tuntas Tol Trans Sumatera" yang digelar PT Hutama Karya di Medan. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah membangun Tol Trans Sumatera (TTS) sepanjang 2.700 kilometer yang menghubungkan Aceh hingga Lampung. Keberadaan jalan tol ini diyakini dapat menekan defisit perdagangan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengatakan jika Tol Trans Sumatera terwujud akan membuat jalur jalan itu menjadi bagian dari jaringan konektivitas Asian atau Asian Connectivity.
"Secara geografis, Sumatera itu paling dekat jadi pintu gerbang Indonesia untuk masuk ke Asia. Kalau Tol Trans Sumatera jadi, produk-produk ekspor unggulan Sumatera bisa mudah menembus Asia Tenggara, terus ke atas sampai ke China,” katanya dalam diskusi Kupas Tuntas Tol Trans Sumatera di Hotel Adi Mulia, Medan, Rabu (6/3).
China, lanjut Arif, merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Namun sayangnya selama ini Indonesia masih mencatatkan defisit perdagangan dengan Negeri Panda tersebut.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, nilai perdagangan Indonesia-China sepanjang 2018 mencapai USD 72,6 miliar. Angka itu naik 23,5 persen dibandingkan 2017 yang sebesar USD 58,8 miliar.
Sejumlah kendaraan melaju saat hari pertama pengoperasian Tol Bakauheni-Terbanggibesar di Kota Baru, Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (22/12/2018). Foto: ANTARA FOTO/Ardiansyah
Sayangnya, seiring kenaikan nilai perdagangan tersebut, Indonesia juga mencatatkan kenaikan defisit neraca perdagangan dengan China. Pada 2018 nilainya mencapai USD 18,4 miliar atau naik 45,15 persen dibandingkan 2017 yang senilai USD 12,7 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada Tol Trans Sumatera, didukung infrastruktur lain kayak pelabuhan, bandara, kawasan industri, produk Indonesia lebih mudah ke pasar ekspor. Di situ ada peluang untuk menekan defisit neraca perdagangan," tambah Arif.
Apalagi menurut data KEIN, Sumatera merupakan kontributor terbesar sejumlah komoditas ekspor utama Indonesia, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, karet, batu bara, dan aluminium.
Arif yang juga politisi PDI Perjuangan mengakui, gagasan membangun Tol Trans Sumatera sudah lama muncul. Karena memang keberadaannya strategis bagi perekonomian nasional. Tapi menurutnya, keberanian negara untuk mewujudkannya baru bisa dilakukan saat ini.