Toys R Us Berencana Tutup 182 Toko, Kompetitor Siap Menyalip

25 Januari 2018 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toys R Us (Foto: Justin Sullivan/Getty Images North America/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Toys R Us (Foto: Justin Sullivan/Getty Images North America/AFP)
ADVERTISEMENT
Toys R Us yang merupakan toko mainan skala global mengumumkan rencana menutup 182 gerainya di seluruh negeri. Keputusan mengejutkan ini membuka peluang bagi para pesaing untuk mengambil keuntungan.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Washington Post, keputusan berat ini dikeluarkan setelah Toys R Us dianggap tidak dapat lagi bersaing dengan kompetitornya seperti Target, Walmart, dan Amazon.com. Para kompetitor menyadari sebuah kelemahan yang dapat mengalahkan Toys R Us, yaitu efektivitas dalam berbelanja.
"Tidak ada pertanyaan bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari kegagalan Toys R Us. Maksud saya, pikirkanlah: Mengapa ada orang yang pergi ke Toys R Us, kapan mereka bisa pergi ke Target dan Walmart dan membeli mainan sekaligus membeli stoking dan seledri?," kata Kelly O'Keefe, seorang profesor manajemen merek di Virginia Commonwealth University.
Pola belanja yang efektif pun menjadi salah satu alasan konsumen memilih untuk berbelanja online. Tercatat pada tahun 2016 sekitar 14% pembelian mainan dilakukan secara online. Presentase ini naik sekitar 7% dibanding tahun 2011. Menurut Global Data Retail, Toys R Us terlambat menyesuaikan diri dengan perubahan pola konsumsi tersebut sehingga mengalami kesulitan dalam bersaing.
Toys R Us (Foto: Justin Sullivan/Getty Images North America/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Toys R Us (Foto: Justin Sullivan/Getty Images North America/AFP)
ADVERTISEMENT
Sedangkan menurut kepala eksekutif situs peninjauan mainan TTPM, Jim Silver, performa Toys R Us di tahun 2017 sangatlah buruk, baik penjualan melalui gerai-gerai maupun melalui web.
"Jika mereka memiliki satu tahun lagi seperti 2017, akan sangat sulit bagi mereka untuk bertahan," lanjutnya.
Secara keseluruhan, Toys R Us mengatakan akan menutup sekitar seperlima dari 880 lokasi di AS, termasuk selusin toko di negara asalnya, New Jersey, 15 di New York, dan 27 di California. Penutupan dijadwalkan dimulai pada awal Februari dan berlanjut sampai pertengahan April 2018.