Travel Agent Konvensional Makin Tergerus, Bagaimana Menyiasatinya?

15 Maret 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Agen Travel Tradisional di  Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Disrupsi digital, memaksa berbagai sektor untuk memutar otak agar tetap bisa bertahan, termasuk bagi para pelaku usaha travel agent konvensional.
ADVERTISEMENT
Menerapkan konsep offline dan masih bergantung pada cara-cara konvensional, memang dinilai tak lagi efisien. Apalagi, di kalangan para milenial yang ingin serba praktis dan mudah. Lantas, bagaimanakah travel agent konvensional menyiasatinya?
Pengamat Ekonomi Digital Heru Sutadi mengatakan, penggunaan teknologi saat ini memang tak bisa terelakkan. Tapi yang lebih penting, kata dia, para travel agent konvensional mesti cerdik memanfaatkan ceruk pasar yang menjadi keunggulannya.
“Ceruk yang bisa digarap adalah paket wisata bersama,” kata dia kepada kumparan, Rabu (13/3).
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Heru menambahkan, paket-paket wisata itu perlu dikemas dengan berbagai inovasi dan keunggulan yang menarik bagi pelanggan.
Senada, Direktur Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal pun menyarankan agar travel agent konvensional lebih jeli dalam menjaring pasar.
ADVERTISEMENT
“Kayak lembaga-lembaga. Belum semua sebetulnya bisa diakomodasi oleh pool online. Sehingga sebetulnya ini, semestinya bisa menjadi ruang gerak bagi yang konvensional,” imbuh dia.
Di sisi lain, Faisal juga menekankan agar travel agent konvensional menggarap segmen pasar dengan mengedepankan aspek kepuasaan pelanggan yang lebih human touch. Yaitu, bisa responsif dan komunikatif dalam pelayanan.
“Karena ada memang daerah-daerah atau segmen tertentu yang percaya jika datang langsung misalnya, dan belum banyak terpapar internet, itu bisa dioptimalkan,” ujarnya.
Kondisi Agen Travel Tradisional di Kawasan Jakarta Selatan, Kamis (14/3). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kendati demikian, Faisal mengingatkan agar travel agent konvensional juga tidak antipati sama sekali terhadap perkembangan teknologi.
“Tapi mereka juga harus memanfaatkan teknologi digital untuk memperbaiki dari sisi pelayanan. Kalau tadi full konvensional, maka mesti ada yang disinergikan ke online,” tegas dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kata dia, pemerintah juga mesti ambil peran untuk menetapkan ekosistem bisnis yang adil. Artinya, ketika bisnis travel agent konvensional dipajaki, maka begitu pun seharusnya pada online.
“Ekonomi digital ini yang masih belum terkena pajak mulai dari market place. Kemampuan regulator untuk mengantisipasi kebijakan ini penting, yang bisa memberikan keadilan bagi masyarakat. Bukan saja persaingan persero namun juga adil pada semuanya (ekosistem),” tandasnya.