Tren Mobil Listrik Ikut Kerek Harga Nikel ke USD 15.000 per Ton

2 Juli 2018 19:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang Nikel Milik PT Vale Indonesia (Foto:  Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Nikel Milik PT Vale Indonesia (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Teknologi transportasi dunia terus mengalami perkembangan. Industri otomotif perlahan meninggalkan bahan bakar fosil dan mengembangkan mobil listrik yang semakin banyak diminati berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Senior Manager of Communications PT Vale Indonesia Budi Handoko mengatakan tren mobil listrik berdampak positif bagi perusahaan tambang nikel yang memproduksi material untuk baterai. Budi tidak menampik bahwa tren tersebut turut mengerek harga nikel ke level saat ini yaitu USD 15.000 per ton nikel matte.
“Nikel itu kan pergunaannya banyak. Salah satunya sebagai baterai mobil listrik itu. Makanya sekarang harga nikel lumayan ya. Sejak awal tahun sekitar USD 15.000 per ton,” kata Budi di Sorowako, Sulawesi Selatan, Senin (2/7).
Menurut Budi, baterai mobil listrik memiliki dua komponen yaitu cobalt dan nikel. Namun material cobalt jumlahnya masih terbatas dan harganya tinggi, mencapai USD 80.000 per ton. Sehingga banyak yang mencoba membuat baterai mobil listrik dengan mengurangi kadar cobalt dan memperbanyak nikel agar lebih ekonomis.
ADVERTISEMENT
Meski demikian Budi menyatakan bahwa permintaan nikel untuk baterai mobil listrik belum terlalu banyak. Meski demikian, dibanding lima tahun yang lalu pemintaan tersebut cenderung naik.
"Kebutuhan nikel dunia saat ini kurang lebih 2,2 juta ton per tahun. Kalau kebutuhan baterai masih di sekitar 4%. Jadi masih rendah sekali. Tapi trennya naik. Kalau kita bandingkan lima tahun lalu, mungkin hanya 1% sampai 2%,” katanya.