Trump Kibarkan Perang Dagang dengan RI, Industri Tekstil Bisa Terancam

6 Juli 2018 11:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang Tanah abang di libur lebaran. (Foto: Kumparan/ Jamal Ramadhan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Tanah abang di libur lebaran. (Foto: Kumparan/ Jamal Ramadhan)
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump gencar menyatakan perang dagang ke beberapa negara, seperti China dan Uni Eropa. Terkahir, orang nomor satu di AS itu memberikan peringatan ke Indonesia, khususnya terkait industri tekstil.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, AS merupakan negara utama tujuan ekspor bagi industri tekstil Indonesia. Jika perang dagang terjadi, menurutnya kondisi industri tekstil semakin terpuruk.
"Trump itu perang dagang ke seluruh dunia, sekarang bakal dengan Indonesia. Saya kira kita pun tidak boleh tinggal diam, kita harus resiprokal," ujar Ade kepada kumparan, Jumat (6/7).
Dia menjelaskan, selama ini pihaknya membayar bea masuk sebesar 11-30% ke AS. Jika nantinya Trump jadi mengenakan perang dagang dengan bea masuk yang lebih tinggi, Ade mengkhawatirkan industri tekstil domestik akan mati.
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
"Istilahnya di dalam negeri dikempesin, nanti di luar negeri dipukulin, habis kita," katanya.
Dia pun menyarankan agar pemerintah segera mengirim perwakilan setingkat menteri untuk melakukan perundingan. Sebab menurutnya kedua negara ini memang saling membutuhkan.
ADVERTISEMENT
"Jadi harusnya memang negosiasi, segera kirim menteri ke sana. Karena bagaimanapun, kita dengan AS ini kan komplementer. Kalau di dalam kita dicekek, di luar ada pasar terbuka kan kita masih bisa nafas. Harus negosiasi," tambahnya.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi sebelumnya menyampaikan Trump sudah memberikan warning terhadap Indonesia. Trump berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdagangan.
"Trump sudah memberi kita warning. Kita bicara sama dia mengenai beberapa aturan mengenai special treatment tariff yang dia kasih ke kita mau dicabut, terutama tekstil," jelas Sofyan.
Berdasarkan data Badan Pengurus Nasional Asosiasi Pertekstilan Indonesia (BPN API), selama 2017 nilai ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia tumbuh 6% dibandingkan tahun 2016, atau dari USD 11,83 miliar menjadi USD 12,54 miliar atau sekitar Rp 180,5 triliun. Dari nilai tersebut, sekitar 80% diekspor ke AS.
ADVERTISEMENT