news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tumpahan Minyak Karawang Berdampak Juga ke Budi Daya Perikanan Perindo

16 September 2019 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara sejumlah tambak ikan yang mengalami dampak tumpahan minyak mentah pertamina di Kawasan Desa Sungai Buntu, Karawang. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara sejumlah tambak ikan yang mengalami dampak tumpahan minyak mentah pertamina di Kawasan Desa Sungai Buntu, Karawang. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Tumpahan minyak (oil spill) dari Sumur YYA-1 milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat juga berdampak terhadap budi daya ikan milik Perum Perindo yang juga terletak di Karawang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto Suanda mengungkapkan, saat ini pihaknya belum menghitung kerugian yang dialami. Ia masih melakukan langkah pencegahan agar ikan-ikan hasil budi daya tetap bisa dipanen.
Impact-nya (tumpahan minyak) saya sekarang tidak memasukkan air dari luar. Kita belum tahu pas panen ber-impact di produksi atau tidak. Tapi kita mitigasi yang penting jangan kena dulu. Jadi tidak masukin air dari luar dulu,” kata Risyanto di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (16/9).
Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto Suanda, di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta Utara. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Mengenai hasil produksi sebelumnya, Risyanto mengatakan hasil budi daya seluas sekitar 60 hektare ini bisa mencapai 600 ton. Meski belum menghitung kerugian akibat tumpahan minyak, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Pertamina.
“Kami memang lebih hati-hati dalam arti begini, kita sudah bicara dengan Pertamina di lapangan. Kita lagi sama-sama memitigasi,” ujar Risyanto.
ADVERTISEMENT
Risyanto menegaskan saat ini pihaknya sedang fokus menjaga produksi sampai panen. Meski begitu, ia merasa memang harus ada penyesuaian dalam pengelolaan budi daya di Karawang setelah kejadian ini.
“Kalau saya lebih tertarik pertama memastikan production yang sudah dijalankan ini sampai panen (bisa) survive,” tutup Risyanto.