Tuna Netra Kini Bisa Belajar Saham Lewat Buku Investasi versi Braille

22 Juni 2018 16:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) membidik masyarakat penyandang tuna netra menjadi investor di pasar modal dengan meluncurkan buku investasi versi Braille pertama di Indonesia. Buku ini berjudul 'Yuk, Nabung Saham.'
ADVERTISEMENT
Buku Yuk Nabung Saham sendiri merupakan karya dari Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan. Sementara untuk versi braille diterbitkan bekerja sama dengan BPBI Abiyoso Kementerian Sosial Republik Indonesia, Komunitas Pembaca Abiyoso, dan Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna.
"Kita sekarang berada di ruang pencatatan data pergerakan saham setiap harinya. Tempat ini menjadi wadah bagi kita untuk bisa menjadi pemilik perusahaan-perusahaan besar ini," kata Nicky di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/6).
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Investasi Braille BEI (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 orang penyandang disabilitas netra yang berasal dari Cimahi, Bandung. Lewat buku ini, mereka diberikan pengetahuan dasar tentang cara menabung saham.
Tak hanya itu, dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Dunia - Indonesia (MURI). Penghargaan yang diberikan sebagai penerbitan buku investasi dengan huruf braille pertama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap, bukunya versi braille ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan literasi keuangan bagi para difabel netra," tambah Nicky.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Sosial Republik Indonesia, perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perwakilan komunitas investor dan Galeri Investasi BEI.