UMKM Bisa Pinjam Modal hingga Rp 2 M di Fintech Ini, Bunga 20 Persen

23 Juni 2019 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Pilih fintech secara bijak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Pilih fintech secara bijak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Startup fintech (financial technology) layanan pinjaman online, KoinWorks, menargetkan bisa menyalurkan pinjaman hingga Rp 2 triliun pada tahun ini. Jumlahnya naik signifikan dibandingkan yang telah dicapai perusahaan selama dua tahun terakhir, sekitar Rp 900 miliar per Maret 2019 dengan NPL 0,44 persen.
ADVERTISEMENT
Vice President Marketing KoinWorks Frecy Ferry Daswaty mengatakan, pihaknya sangat optimistis bisa mencapai target tersebut. Sebab, di Indonesia total kebutuhan pinjaman yang harusnya disalurkan per tahun mencapai Rp 70 triliun.
“Itu potensinya. Mungkin sama bank besar belum terlalu tergarap. Makanya kita menargetnya Rp 2 triliun itu optimistis karena itu not even 10 persen dari Rp 70 triliun, itu data yang pernah dilansir dari kementerian ya,” ungkap Frecy kepada kumparan, Minggu (23/6).
Menurutnya, sejauh ini yang menjadi sasaran utama dari KoinWorks adalah jenis pinjaman produktif, contohnya yaitu pendanaan bagi UMKM.
Frecy mengatakan, pihaknya memang membidik UMKM yang membutuhkan modal untuk memperbesar usahanya. Menurutnya, di Indonesia banyak UMKM yang punya potensi bisnis besar. Sayangnya, mereka terbentur oleh ketersedian modal dan sulitnya akses ke perbankan.
ADVERTISEMENT
Di KoinWorks, para UMKM tersebut punya peluang untuk mendapatkan pendanaan hingga Rp 2 miliar dengan jangka waktu 1 hingga 24 bulan. Besaran bunga yang dibebankan mulai dari 9 sampai 20 persen per tahun dihitung dari kredit risk peminjam.
“Kadang-kadang di awal dia pinjem Rp 1 miliar. Lalu pinjaman dia bagus nih pembayarannya. Terus dia mau top up, another Rp 1 miliar. Itu ada yang begitu. Kita nawarin juga,” ujarnya.
Ilustrasi Fintech. Foto: Shutter Stock
Menurut Frecy, cara yang digunakan KoinWorks untuk menilai kredit risk sebuah UMKM sejatinya sama dengan cara yang digunakan perbankan. Beberapa kondisi yang dinilai misalnya kondisi ekonomi hingga ketersediaan agunan. Jika penilaian bagus maka bunga yang dikenakan bisa lebih rendah. Sebaliknya jika hasilnya berisiko, maka bunga yang dikenakan makin tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini yang membedakan cara KoinWorks dengan perbankan menilai kredit risk adalah metode pengambilan data. Selayaknya perusahaan fintech, KoinWorks menggunakan big data untuk mendapatkan analisis kredit risk peminjam. Dari analisis big data tersebut nantinya pihaknya bisa memastikan bahwa peminjam sanggup bayar dan tidak mempunyai tensi untuk menipu.
“Makanya prinsipnya sama tapi pengaplikasiannya berbeda. Konsepnya sama dengan bank,” ujarnya.
Hingga saat ini, Frecy mengklaim, pihaknya telah menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 5.000 peminjam. Para peminjam ini tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Hanya saja peminjam paling besar masih berasal dari Jawa dan Sumatera.
“Bisa dibilang penyebaran sudah di seluruh Indonesia. Tapi kalau biggest market-nya memang masih Jawa dan Sumatera. Tapi kami mulai mencoba merambah ke pulau lain,” tandasnya.
ADVERTISEMENT