Uni Eropa Hambat CPO, Malaysia Ancam Batalkan Beli Jet Tempur Prancis
ADVERTISEMENT
Jika Amerika Serikat (AS) menjadikan baja dan aluminium sebagai komoditas untuk perang dagang, Malaysia meributkan produk minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang dihambat untuk masuk pasar Uni Eropa (UE).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Malaysia mengatakan sikap UE yang membatasi impor minyak sawit , bisa menggagalkan harapan Prancis untuk mendapatkan kontrak penjualan jet tempurnya ke Malaysia. Negeri Jiran selama ini menjadi produsen CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.
Jika perundingan berjalan mulus, Malaysia merencanakan pengadaan 18 unit jet tempur baru . Sekiranya kontrak itu jatuh ke Prancis, maka pengadaan pesawat buatan Dassault Aviation itu akan bernilai USD 2 miliar.
Namun perundingan tersebut, terkendala oleh regulasi Uni Eropa yang berusaha menghentikan penggunaan minyak sawit di wilayah mereka. Malaysia menyebut akan menyikapi regulasi yang sedang disusun itu secara “cukup bijaksana”.
ADVERTISEMENT
Selain jet tempur Prancis dan Uni Eropa, Malaysia mempertimbangkan membeli jet tempur buatan Inggris. "Selain Dassault Rafale dari Prancis, kita juga mempertimbangkan buatan Inggris yang telah meninggalkan Uni Eropa. Jadi mereka (Prancis) harus mempertimbangkannya," kata Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein dalam sebuah konferensi pers.
Demi mendapatkan kontrak tersebut, BAE telah melakukan beragam lobi, termasuk membuka kantor regional mereka di Kuala Lumpur.
Chief Executive Dassault Eric Trappier mengakui, masalah minyak sawit bisa mempengaruhi hubungan Malaysia dan Uni Eropa. Namun dia berkilah, perundingan dengan Malaysia soal pembelian Dassauklt Rafael sudah berlangsung lama.