Utang Luar Negeri Pemerintah Naik 4 Persen Jadi Rp 2.664 triliun

15 Januari 2019 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi di Deklarasi Alumni UI untuk Jokowi-Amin di GBK (Foto: Jamal Ramadan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Deklarasi Alumni UI untuk Jokowi-Amin di GBK (Foto: Jamal Ramadan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah pada November 2018 ada di posisi Rp 2.664 triliun, atau naik 4,4 persen dibandingkan posisi November 2017.
ADVERTISEMENT
Sementara secara keseluruhan ULN Indonesia - yakni utang pemerintah, bank sentral, serta dunia usaha termasuk swasta dan BUMN/BUMD - hingga akhir November 2018 sebesar USD 372,9 miliar atau sekitar Rp 5.258 triliun (kurs Rp 14.075 per dolar AS).
Angka itu naik 9,09 persen dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar USD 348,2 miliar.
Posisi ULN tersebut meningkat USD 12,3 miliar atau 3,4 persen dibandingkan posisi pada akhir bulan sebelumnya yang sebesar USD 350,5 miliar. Hal ini karena faktor neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah yang dimiliki oleh investor asing tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (BI), Selasa (15/1), ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 183,5 miliar serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 189,3 miliar. Angka ini meningkat 4,0 persen dibandingkan akhir November 2017 yang sebesar USD 176,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, ULN pemerintah mencapai USD 180,5 miliar atau setara Rp 2.664,29 triliun. Angka ini naik 4,4 persen dibandingkan hingga akhir November 2017 yang mencapai USD 172,9 miliar. Sementara ULN bank sentral mencapai USD 3,1 miliar, turun 11,8 persen dibandingkan akhir November 2017 tahun lalu yang sebesar USD 3,4 miliar.
Hingga akhir November 2018, ULN swasta tersebut terdiri dari lembaga keuangan bank sebesar USD 32,6 miliar dan lembaga keuangan bukan bank sebesar USD 10,9 miliar. Sementara bukan lembaga keuangan sebesar USD 145,8 miliar.
Posisi ULN swasta pada akhir November 2018 tumbuh 10,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,7 persen (yoy). Posisi ULN swasta pada akhir November 2018 tersebut bertambah USD 7,1 miliar dari posisi pada akhir bulan sebelumnya, terutama didorong oleh neto pembelian surat utang korporasi oleh investor asing.
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ULN swasta tersebut sebagian besar dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 73,9 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pada bulan sebelumnya sebesar 72,9 persen.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia memandang, perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir November 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen, masih di bawah batas maksimal menurut Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 sebesar 60 persen terhadap PDB. Bahkan rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.
Di samping itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 84,8 persen dari total ULN.
"Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," demikian keterangan resmi BI.
ADVERTISEMENT