Utang Rp 2,3 Triliun Cair, Wika Kebut Pengerjaan KA Cepat

2 Mei 2018 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Miniatur kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Miniatur kereta cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
China Development Bank (CDB) selaku penyandang dana proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, telah mencairkan kredit tahap pertama sebesar USD 170 juta atau setara dengan Rp 2,28 triliun, pada Jumat (27/4) lalu. Hal ini mendorong kontraktor proyek tersebut, mempercepat proses pengerjaan.
ADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang merupakan salah satu anggota Konsorsium Kontraktor Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (HSRCC), akan melakukan percepatan pelaksanaan konstruksi. Direktur Utama WIKA, Tumiyana menyataka, pencairan dana ini menunjukan komitmen CDB dalam membiayai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"WIKA akan memanfaatkan dana tersebut dengan maksimal, supaya dapat menumbuhkan keyakinan stakeholders terhadap proyek pembangunan transportasi masa depan di Indonesia ini," katanya seperti dikutip dari pernyataan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (2/5).
Fasilitas kredit tersebut semula diproyeksikan cair pada akhir tahun lalu. Namun tertunda, akibat ada tambahan persyaratan yang diminta CDB terkait proyek kereta cepat tersebut. Tertundanya pencairan pinjaman sempat menjadi sentimen negatif yang turut mempengaruhi saham WIKA.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa)
Adapun lingkup pekerjaan WIKA dalam konsorsium proyek ini adalah pekerjaan struktur, arsitektur, lansekap serta mekanikal dan elektrikal.
ADVERTISEMENT
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menghubungkan empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar Bandung sepanjang 142,3 Km.
Percepatan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung menghadirkan optimisme pertumbuhan moda transportasi modern. Selain bertindak sebagai kontraktor, WIKA turut berperan sebagai pemegang saham pada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebesar 38%, sementara PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) sebesar 25%, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII 25%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) sebesar 12%.
PSBI bersama Beijing Yawan HSR Co. Ltd masing-masing memiliki 60% dan 40% saham di PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).