Utang Sriwijaya Air ke BUMN Capai Rp 2,46 Triliun

10 September 2019 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Sriwijaya Air Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Sriwijaya Air Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Maskapai Sriwijaya Air memiliki utang triliunan rupiah ke beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari dokumen yang diterima kumparan, Selasa (10/9), total utang Sriwijaya Air Group mencapai Rp 2,46 triliun pada posisi akhir Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Akibat utang yang menggunung ke BUMN itu, pendiri dan Direktur Utama Sriwijaya Air saat itu Chandra Lie menemui Menteri BUMN, Rini Soemarno. Chandra disebut menginfokan ke Rini soal kesulitan keuangan.
Terkait informasi itu, Chandra belum merespons konfirmasi kumparan.
Rincian Utang Sriwijaya Air ke BUMN:
1. Pertamina Rp 942 miliar
2. GMF (Anak Usaha Garuda Indonesia) Rp 810 miliar
3. BNI Rp 585 miliar (Pokok)
4. Angkasa Pura I Rp 50 miliar
5. Angkasa Pura II Rp 80 miliar
Selanjutnya, terjadilah pembicaraan hingga melahirkan kesepakatan dari Kerjasama Operasi (KSO) menjadi Kerjasama Manajemen (KSM).
Pemegang Saham menyerahkan Operasional Sriwijaya Air kepada Garuda Indonesia dengan menandatangi KSO pada tanggal 9 November 2018 yang isinya menyerahkan semua Operasi Perusahaan kepada Garuda Indonesia Group melalui PT Citilink Indonesia
Chandra Lie, Azwar Anas, dan Arief Yahya Foto: Ulfa/kumparan
Pada tanggal 19 November 2018, karena khawatir dengan KPPU, maka dilakukan perubahan judul kerja sama dari KSO menjadi KSM di mana disepakati bahwa susunan Komisaris dan Direksi Sriwijaya Air sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Komisaris Utama dan 2 Anggota Komisaris adalah Wakil Garuda Indonesia
2. Wakil Komisaris Utama dan 3 Anggota Komisaris adalah Wakil Pemegang Saham (Keluarga Chandra Lie)
3. Direktur Utama dan 4 Anggota Direksi adalah Wakil Garuda Indonesia
4. 2 Anggota Direksi adalah Wakil Pemegang Saham
Saat itu, Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara (Ari Askhara) menjelaskan masuknya perseroan di Sriwijaya Air untuk membantu menyelesaikan persoalan utang.
"Jadi kami bantu untuk fokuskan selesaikan utang-utang Sriwijaya Group ke BUMN. Kami lebih ke manajemennya," ujarnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Dia pun menegaskan, kerja sama yang dilakukan kedua maskapai ini hanya sebatas KSO, kemudian diganti dengan KSM, bukan akuisisi saham kepemilikan. Pun hingga kini, menurut dia, pihaknya belum berniat untuk membeli saham Sriwijaya.
ADVERTISEMENT