Volume BBM Bersubsidi di RAPBN 2019 Turun Jadi 15,11 Juta KL

18 September 2018 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah) di raker Komisi VII dengan Kementerian ESDM di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan (6/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM, Ignasius Jonan (tengah) di raker Komisi VII dengan Kementerian ESDM di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan (6/9/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi VII DPR menyepakati asumsi dasar makro sektor ESDM yang diusulkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2019, dalam Rapat Kerja yang berlangsung di Gedung DPR Jakarta, Senin (17/9).
ADVERTISEMENT
Rapat kerja dipimpin Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu dan dihadiri oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, para pejabat eselon I di lingkungan Kementerian ESDM, Kepala BPH Migas, Kepala SKK Migas, serta perwakilan dari Pertamina dan PLN.
"Ini yang sudah kami (DPR RI) putuskan Pak Menteri. Saya kira setelah melalui pembahasan yang maraton," ujar Gus Irawan seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Selasa (18/9).
Asumsi Indonesian Crude Price (ICP) ditetapkan sebesar USD 70 per barel. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan ICP dalam APBN 2018 yang hanya dipatok USD 48, menyusul dinamika harga minyak dunia yang turut mengalami kenaikan.
Sementara lifting migas ditetapkan 2,025 juta barel setara minyak per hari, terdiri dari lifting minyak 775 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi 1,25 juta barel setara minyak per hari (boepd). Dibanding APBN 2018, angka asumsi lifting minyak turun 25 ribu bph sedangkan gas naik 50 ribu barel setara minyak per hari. Adapun penggantian biaya operasi migas (cost recovery) pada tahun depan dipatok sebesar USD 8 hingga 10 miliar.
ADVERTISEMENT
Untuk volume BBM bersubsidi turun menjadi 15,11 juta kiloliter (KL) yaitu Minyak Tanah 0,61 juta KL dan Minyak Solar 14,50 juta KL. Sebagai pembanding, dalam APBN 2018 volume BBM bersubsidi sebesar 16,23 juta KL dengan rincian Minyak Solar 15,62 juta KL dan Minyak Tanah 0,61 juta KL.
Sementara volume LPG 3 kg ditetapkan naik menjadi 6,978 juta ton dari tahun 2018 hanya 6,450 juta ton.
Rapat kerja Komisi VII DPR RI (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat kerja Komisi VII DPR RI (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Subsidi tetap minyak solar (gas oil 48) pun mengalami perubahan yaitu Rp 2.000 per liter atau naik Rp 1.500 dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk subsidi listrik disetujui menjadi Rp 57,67 triliun.
Menanggapi putusan tersebut, Jonan merespons positif. "Kami (Pemerintah) menerima baik hasil ketetapan ini dan kami sangat menganjurkan sekiranya pimpinan Komisi VII DPR RI untuk menyampaikan segera ke Banggar (Badan Anggaran)," kata Jonan.
ADVERTISEMENT
Di samping menetapkan asumsi dasar sektor ESDM, Menteri ESDM dan Komisi VII DPR RI juga menyepakati alokasi anggaran Kementerian ESDM pada RAPBN TA 2019 sebesar Rp 4,9 triliun.
Dalam raker tersebut juga sepakat akan melakukan Focus Group Discussion (FGD) antara Pemerintah, DPR RI, BUMN dan pihak swasta terkait demi merealisasikan program dan kegiatan agar tepat sasaran.