Wacana Indonesia Ekspor Beras di 2019

23 Januari 2019 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memindahkan beras medium untuk kebutuhan operasi pasar awal tahun 2019 di gudang Perum Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memindahkan beras medium untuk kebutuhan operasi pasar awal tahun 2019 di gudang Perum Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa)
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2018, Perum Bulog ditugaskan pemerintah untuk mengimpor beras sebesar 2 juta ton. Impor dilakukan untuk menekan harga beras yang melonjak waktu itu.
ADVERTISEMENT
Di tahun ini, Perum Bulog justru membuka peluang untuk melakukan hal sebaliknya. Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas mengemukakan rencana ekspor beras hasil produksi dalam negeri.
Berikut kumparan merangkum 5 fakta tentang wacana Indonesia ekspor beras di 2019:
1. Beras yang Diekspor Hasil Panen Raya Tahun Ini
Beras yang mau diekspor Bulog adalah hasil panen raya tahun ini. Jadwal panen raya bakal dimulai bulan Februari, puncaknya terjadi pada April hingga Mei 2019.
Buwas memprediksi produksi beras tahun ini sangat melimpah. Tapi Buwas masih belum tahu berapa jumlah beras yang bakal diekspor. Katanya, akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
2. Gudang Bulog Sudah Penuh
Rencana ekspor beras juga sebagai bentuk antisipasi karena gudang Bulog sudah penuh. Buwas mengatakan Bulog bakal menyerap 1,8 juta ton beras dari petani, tapi saat ini gudang Bulog masih terisi setidaknya 2,1 juta ton beras, yang setengahnya merupakan beras impor.
ADVERTISEMENT
Karena itu, agar tetap bisa menyerap beras dari petani, beras baru tersebut bakal diekspor. Ini juga menjadi jalan untuk tetap menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani agar tidak anjlok saat musim panen.
Kepala Bulog Budi Waseso bergegas seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bulog Budi Waseso bergegas seusai mengikuti rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan. (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
3. Bagikan Ratusan Ribu Pengering ke Petani
Untuk meningkatkan kualitas gabah dan beras saat panen, kata Buwas, Menteri Pertanian Amran Sulaiman membagikan 900 ribu alat pengering (dryer) gabah kepada petani. Alat ini penting apalagi saat ini intensitas hujan cukup tinggi.
900 ribu alat pengering ini tidak hanya dibagikan pada petani padi. Petani jagung untuk pakan ternak juga kebagian karena masa panen yang berbarengan dengan beras. Jagung untuk pakan ternak nantinya juga bakal diserap Bulog tahun ini.
ADVERTISEMENT
4. Bidik Beberapa Negara di Asia
Buwas masih belum mau membeberkan negara tujuan ekspor beras tahun ini. Tapi, dia mengaku sudah berbicara dengan berbagai kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Luar Negeri.
Untuk langkah awal, Buwas membidik beberapa negara di Asia. Dia mengklaim ada di antara mereka yang mengaku memerlukan beras dari Indonesia. Tapi, Buwas belum tahu berapa volume beras yang bakal diekspor kepada setiap negara tujuan.
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengangkat karung isi beras di Gudang Beras Bulog. (Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
5. Sebelum Ekspor, Harga Beras di Dalam Negeri Harus Dijamin Stabil
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menanggapi rencana Buwas mau ekspor beras. Kata dia, ekspor bisa saja dilakukan tapi kebutuhan dalam negeri harus lebih dulu terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, salah satu indikator tercukupinya stok beras dalam negeri adalah harga beras yang tidak naik, bahkan dia berharap masyarakat bisa membelinya dengan lebih murah lagi.
Darmin juga meminta kalaupun ekspor tetap dilakukan, jangan hanya sekali atau dua kali dilakukan tapi harus kontinyu. Itu artinya, dari kesiapan di dalam negeri harus sudah diperhitungkan lebih dulu.