Wall Street Anjlok Akibat Kecemasan Perang Dagang AS-China

8 Februari 2019 7:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham AS atau Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan Kamis (7/2). Pelemahan tersebut terjadi karena investor khawatir AS dan China tidak mencapai kesepakatan perdagangan sehingga bisa meningkatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Jumat (8/2), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 220,77 poin atau 0,87 persen menjadi 25.169,53. Untuk S&P 500 (SPX) kehilangan 25,56 poin atau 0,94 persen menjadi 2.706,05. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 86,93 poin atau 1,18 persen menjadi 7.288,35. Presiden AS Donald Trump mengatakan pihaknya tidak berencana untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan, yaitu pada 1 Maret. "Pernyataan tersebut memunculkan kembali ketakutan akan pertumbuhan ekonomi global sehingga mendorong tekanan kepada bursa saham AS," ujar Analis Wells Fargo Investment Institute, St. Louis, AS, Veronica Willis. Tekanan kepada Wall Street sedikit mereda menjelang akhir perdagangan karena indeks S&P 500 telah menembus level teknis di 2.700 sehingga kembali mendorong pelaku pasar untuk melakukan pembelian.
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping Foto: Reuters/Damir Sagolj
"Jika indeks utama S&P 500 telah menembus level psikologis tersebut membuat pelaku pasar melakukan aksi beli," kata Michael Antonelli, Managing Director of Institutional Sales Trading Robert W. Baird, Milwaukee, AS. Namun sektor yang mengalami kenaikan di indeks S&P 500 hanya beberapa saja yaitu utilitas dan properti. Hal tersebut menunjukkan bahwa investor masih melakukan aksi defensif. Hasil kinerja kuartalan yang mengecewakan para pelaku pasar juga membuat Wall Street mengalami tekanan. Dari beberapa perusahaan yang memiliki kinerja mengecewakan tersebut salah satunya adalah Twitter Inc. Saham Twitter anjlok 9,8 persen setelah perusahaan media sosial itu meramalkan bahwa pendapatan pada kuartal pertama akan lebih lemah dari yang diharapkan karena kenaikan biaya operasional. Saham SunTrust Banks Inc melonjak 10,2 persen setelah bank setuju untuk membeli sekitar USD 28 miliar saham oleh sesama pemberi pinjaman regional BB&T Corp, yang sahamnya naik 4,0 persen. Berdasarkan data IBES dari Refinitiv, lebih dari separuh perusahaan yang masuk indeks S&P 500 telah melaporkan hasil kinerja kuartal IV dengan 71 persen mengalahkan estimasi laba yang diperkirakan. Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,82 miliar saham, sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama 20 hari perdagangan sebesar 7,49 miliar saham.
ADVERTISEMENT