news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wall Street Anjlok Akibat Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

5 Desember 2018 7:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham AS atau Wall Street jatuh lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan Selasa (3/12). Pelemahan dipimpin oleh saham-saham di sektor perbankan dan industri karena penurunan imbal hasil obligasi AS akibat adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (5/12), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 799,36 poin atau 3,1 persen menjadi 25.027,07. Untuk S&P 500 (SPX) kehilangan 90,31 poin atau 3,24 persen menjadi 2.700,06. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) turun 283,09 poin atau 3,8 persen menjadi 7.158,43.
Indeks S&P 500 membukukan persentase penurunan harian terbesarnya dalam dua bulan dan membalikkan keuntungan yang diperoleh seminggu sebelumnya. Indeks acuan saham-saham dengan kapitalisasi kecil yaitu Russell 2000 turun 4,4 persen. Angka ini merupakan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tujuh tahun.
Investor Wall Street fokus pada obligasi AS di mana yield sepuluh tahun sebesar 2,92 persen, jatuh ke titik terendah sejak pertengahan September 2018. Para analis melihat adanya sinyal kurva imbal hasil inversi, ketika imbal hasil obligasi sepuluh tahun mengalami pembalikan arah yang sangat cepat.
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
"Ini adalah ketakutan tentang kurva imbal hasil terbalik dan sinyal bagi perekonomian," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services, Hammond, Indiana, AS.
ADVERTISEMENT
The New York Stock Exchange dan Nasdaq akan ditutup pada hari Rabu, untuk hari berkabung bagi mantan Presiden George H.W. Bush, yang meninggal pada hari Jumat lalu pada usia 94 tahun. Saham finansial yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar obligasi turun 4,4 persen.
Sektor industri yang sensitif terhadap perdagangan juga turun 4,4 persen, dengan Boeing dan Caterpillar masing-mmasing tertekan 4,9 persen dan 6,9 persen. Dow Jones Transport Average turun 4,4 persen, persentase penurunan satu hari terbesar sejak Juni 2016.
Dalam komentar pada hari Selasa, Presiden Fed New York John Williams mengatakan bank sentral AS akan berharap untuk terus menaikkan suku bunga pada tahun depan dengan tetap memperhatikan risiko yang mungkin disorot oleh pasar keuangan. Komentar itu muncul setelah Ketua The Fed Jerome Powell pada pekan lalu mengatakan bahwa dari data-data yang menuju jalur kenaikan suku bunga yang kurang agresif.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 9 miliar saham berpindah tangan pada perdagangan kali ini, lebih tinggi dari rata-rata dalam 20 hari perdagangan sebanyak 7,7 miliar saham.