Wall Street Melesat Usai Bank Sentral Eropa Lanjutkan Stimulus

13 September 2019 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang professional sedang bekerja di New York Stock Exchange. Foto: Getty Images/Drew Angerer
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang professional sedang bekerja di New York Stock Exchange. Foto: Getty Images/Drew Angerer
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat pada penutupan perdagangan Kamis (12/9).
ADVERTISEMENT
Penguatan Wall Street didorong oleh perkembangan positif dari perdagangan AS-China, serta Bank Sentral Eropa (ECB) yang melakukan stimulus demi mendorong perekonomian.
Dilansir Reuters, Jumat (13/9), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 45,41 poin atau 0,17 persen menjadi 27.182,45, indeks S&P 500 (SPX) naik 8,64 poin atau 0,29 persen menjadi 3.009,57, dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 24,79 poin atau 0,3 persen menjadi 8.194,47.
Saham teknologi memimpin S&P 500 dan Nasdaq lebih tinggi, sementara sektor keuangan memberikan dorongan terbesar kepada blue-chip Dow, keuntungan beruntun terpanjang sejak Mei 2019.
Saham naik di seluruh dunia karena AS dan China akan melakukan pembicaraan pada bulan depan di Washington. Tujuannya untuk meredakan perang dagang yang telah melemahkan pasar dan memicu kekhawatiran resesi selama berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump setuju untuk menunda kenaikan tarif barang-barang China selama dua minggu, setelah Negeri Tirai Bambu itu menunda sejumlah tarif impor dan berjanji untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS.
"Ini sangat baik bahwa AS dan China akan berbicara dan tampaknya permusuhan akan mereda. Semangat yang mereka buat dipandang pasar lebih penting," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco.
Kepercayaan investor juga mendapat dorongan awal dari Bank Sentral Eropa (ECB), yang menjanjikan stimulus lanjutan untuk mendorong ekonomi Zona Euro melalui pembelian aset.
David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York, tak begitu yakin dengan manfaat dari stimulus tambahan ECB.
ADVERTISEMENT
"Pada tahap siklus ini, kami tidak yakin apakah pelonggaran ECB atau The Fed lebih lanjut akan memiliki dampak fundamental yang bermakna, mengingat suku bunga sudah rendah dalam jangka waktu yang lama," kata Carter.
Federal Reserve AS diperkirakan akan memangkas suku bunga utama sebesar 25 basis poin pada minggu depan, sebuah langkah yang bertujuan untuk mencegah perlambatan ekonomi AS.
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Namun perlambatan ekonomi AS tak nampak dalam rilis data Departemen Tenaga Kerja AS. Inflasi inti naik menjadi 2,4 persen di Agustus 2019, jauh di atas target inflasi 2 persen The Fed. Sementara data pengangguran juga turun lebih dari yang diperkirakan.
Dari sebelas sektor utama dalam S&P 500, hanya sektor energi dan perawatan kesehatan yang ditutup melemah. Sementara sektor real estat mencatatkan persentase kenaikan terbesar.
ADVERTISEMENT
Saham induk Google, Alphabet Inc (GOOGL.O) naik 1,2 persen setelah Google mencapai penyelesaian USD 1,1 miliar dengan otoritas Prancis untuk menyelesaikan kasus penipuan fiskal, diikuti dengan kemenangan terkait tuntutan biaya salah satu penerbit Jerman.
Saham Tocagen Inc (TOCA.O) anjlok 77,7 persen setelah pembuat obat kanker ini gagal dalam penelitian tahap akhir.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,51 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 6,79 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.