Wall Street Melonjak Usai Rilis Data Ritel AS

6 Maret 2019 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Bursa saham AS atau Wall Street bergerak positif pada penutupan perdagangan Selasa (5/3). Investor mengamati pendapatan ritel AS yang positif.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (6/3), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 19,77 poin atau 0,08 persen menjadi 25.839,42, indeks S&P 500 (SPX) naik 0,47 poin atau 0,02 persen menjadi 2.792,34, dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 11,28 poin atau 0,15 persen menjadi 7.588,84.
Kekhawatiran atas hubungan perdagangan AS-China sedikit mereda, setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Presiden Donald Trump akan menolak kesepakatan perdagangan yang tidak sempurna, dan AS akan tetap bekerja berdasarkan kesepakatan.
Ilustrasi Wall Street Foto: Wikimedia Commons
Optimisme atas kesepakatan perdagangan AS-China dan Federal Reserve yang kurang agresif dalam menaikkan suku bunga telah membantu mendorong S&P 500 sebesar 11 persen tahun ini.
"Ketika Anda berada di sini pada level penting dalam S&P 500, lebih sehat melihat pasar melambat, berhenti sejenak, memperhitungkan mikro dan makro dan menyerap kabar baik," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar di Prudential Financial Newark, New Jersey.
ADVERTISEMENT
Layanan komunikasi memimpin kenaikan di antara 11 sektor S&P 500, sementara energi melambat.
Sektor konsumen naik 0,5 persen, dipimpin oleh kenaikan 7,8 persen di Kohl dan kenaikan 5,3 persen untuk Target.
Target sebagai salah satu peritel terbesar di AS itu meramalkan laba 2019 di atas perkiraan Wall Street. Hal ini karena investasi telah menarik lebih banyak pembeli online dan konvensional, mengakibatkan lonjakan penjualan pada musim libur.
Begitu juga dengan Kohl, toserba terbesar di AS itu pun meramalkan pendapatan tahun ini akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, saham General Electric turun 5,3 persen karena salah seorang pejabat perusahaan memperkirakan penurunan pendapatan dari bisnis industrinya tahun ini, sebagai dampak berlanjutnya pelemahan pada unit pembangkit.
ADVERTISEMENT