Wanginya Bisnis Laundry, Omzet Hingga Rp 21 Juta per Bulan

24 November 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisnis Laundry Pasca Lebaran. (Foto: Kumparan/ Jamal Ramadhan)
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis Laundry Pasca Lebaran. (Foto: Kumparan/ Jamal Ramadhan)
ADVERTISEMENT
Pameran bisnis waralaba atau Info Frenchise and Business Concept (IFBC) tahun ini kembali dilaksanakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Balai Kartini, Jakarta. Sekitar 146 industri waralaba yang turut serta dalam pameran kali ini.
ADVERTISEMENT
Mayoritas usaha yang membuka gerai bergerak di sektor industri makanan dan minuman, spare part kendaraan, pendidikan, hingga kecantikan. Namun, ada yang menarik dari model bisnis yang turut serta, yaitu perusahaan yang menyediakan paket usaha laundry.
Berdasarkan pantauan kumparan, booth MesinLaundry.com, perusahaan pusat penjualan mesin dan peralatan laundry itu menarik cukup banyak perhatian pengunjung. Senior Laundy Business Consultan MeeRatih mengatakan, pihaknya menyediakan beragam paket investasi untuk usaha laundry mandiri.
"Jadi kami bukan waralaba. Kami menyediakan paket usaha laundry, nanti brandnya bikin sendiri tidak masalah. Keunggulannya kami menggunakan mesin cuci atau kami menyebutnya stacked jadi washer dan dryernya terpisah,” ungkap MeeRatih kepada kumparan, Sabtu (24/12).
Mesin cuci umum dengan pembayaran nontunai (Foto: Dok. Feby Dwi Sutianto )
zoom-in-whitePerbesar
Mesin cuci umum dengan pembayaran nontunai (Foto: Dok. Feby Dwi Sutianto )
Menurut Mee, paket usaha yang ditawarkan harganya mulai dari Rp 133 juta. Dengan investasi tersebut, paket yang akan didapatkan adalah 2 unit stacked washer and dryer vended, paket laundry chemical, laundry supplies, mesin pembayaran elektronik hingga training karyawan dan garansi untuk mesin.
ADVERTISEMENT
Dengan investasi tersebut, lahan yang dibutuhkan hanya seluas 9 meter persegi. Nantinya pihak MesinLaundry.com juga akan memberikan pelatihan kepada dua karyawan yang disiapkan oleh investor. “Jadi kami akan berikan pelatihannya. Keunggulan lainnya, pembayaran bisa menggunakan OVO, Go-Pay, t-cash. Kalau di scan di mesinnya, baru mesinnya muter,” ujarnya.
Mesin tersebut juga terhubung dengan real time monitoring bernama Picklon Laundromat System. Sehingga bisnis tersebut bisa dimonitor dari mana saja.
“Ini juga basisnya self service laundry. Jadi lebih simple ketimbang laundry biasa. Kapasitasnya untuk 7 kg sekali cuci,” ujarnya.
Mee pun mengatakan, self service laundry bukan merupakan jasa yang menyasar masyarakat menengah ke atas. Menurut Mee, sekarang semua lapisan masyarakat membutuhkan jasa tersebut. Sehingga ke depan trennya akan cenderung meningkat.
ADVERTISEMENT
“Perhitungan kami, dengan investasi Rp 133 juta tadi estimasi omzet sampai Rp 21 juta per bulan,” tandasnya.