WIKA Optimistis Mampu Bayar Utang Proyek KA Cepat Jakarta - Bandung

27 Agustus 2018 20:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Foto: ANTARA FOTO/ M Agung Rajasa)
ADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menegaskan perusahaan akan mampu melunasi pinjaman dana dari China Development Bank (CDB) yang digunakan untuk pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Wijaya Karya, Tumiyana, mengatakan dalam masa pembayaran utang tersebut terdapat masa tenggang selama 10 tahun. Sehingga tak ada pembayaran utang selama masa tenggang tersebut.
"Utang kita itu cuma Rp 61 triliun, grace periode (masa tenggang) 10 tahun. Kami nyicil 40 tahun," kata Tumiyana di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (27/8).
Tumiyana mengaku optimistis dapat melunasi pinjaman tersebut karena saat ini memiliki tiga proyek properti dengan valuasi mencapai Rp 350 triliun. Menurut dia, jika perseroan mampu membukukan laba sekitar 30 persen dari tiap proyek tersebut, maka perseroan bakal mengantongi lebih dari Rp 95 triliun.
Direktur Utama WIKA, Tumiyana di acara temu media, Jakarta, Kamis (3/8). (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama WIKA, Tumiyana di acara temu media, Jakarta, Kamis (3/8). (Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan)
"Berarti cukup untuk mengembalikan utang. Jadi kalau saya laba 30 persen, cukup untuk mengembalikan utang karena 30 persen dari revenue kira-kira Rp 95 triliun,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Tumiyana, hingga saat ini progres pembangunan kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 7,6 persen. Adapun pembebasan lahan sudah mencapai 76 persen.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer ini telah dideklarasikan sejak tahun 2015 dengan pendanaan senilai USD 6,071 miliar atau sekitar Rp 82 triliun (kurs Rp 13.500/USD). Adapun pendanaan yang berasal dari CDB sebesar 75 persen atau setara Rp 61 triliun.