Wikon Targetkan Kapasitas Produksi Baja Naik Jadi 100 Ribu Ton di 2020

24 April 2019 16:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PUPR, Basuki Hadimuldjono (kedua kiri) Mengunjungi Pabrik Wika Industri dan Konstruksi di Tangerang, Rabu (24/4). Foto: Abdul Latif/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR, Basuki Hadimuldjono (kedua kiri) Mengunjungi Pabrik Wika Industri dan Konstruksi di Tangerang, Rabu (24/4). Foto: Abdul Latif/Kumparan
ADVERTISEMENT
PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) menargetkan kapasitas produksi baja naik menjadi 100 ribu ton pada 2020. Saat ini, total kapasitas produksi Wikon mencapai 35 ribu ton per tahun di dua pabrik milik perusahaan di Tangerang, Banten, dan Cileungsi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya sih maunya Januari 2020 bisa 100 ribu ton (per tahun). Kan saat ini pabrik yang di Majalengka on progress 60 ribu ton per tahun," kata Direktur Utama Wikon, Koko Cahyo Kuncoro, di Pabrik Wikon, Balaraja, Tangerang, Banten, Rabu (24/4).
Adapun proyek pembangunan pabrik baja di Majalengka akan rampung pada semester II tahun ini. Dengan meningkatnya kapasitas pabrik maka perseroan mampu terus memasok kebutuhan baja untuk proyek infrastruktur seperti tower dan jembatan.
Perseroan menyasar infrastruktur perkotaan dan beberapa pembangunan teluk, seperti di Teluk Lamong, Gresik, Jawa Timur. Saat ini perseroan sudah bisa memproduksi baja untuk jembatan dengan teknologi mesin milik PT Matiere Bridge Building Indonesia.
Koko menambahkan, dengan menggunakan teknologi mesin yang dimiliki perusahaan asal Prancis tersebut, maka perusahaan mampu meningkatkan efisiensi produksi baja hingga 33 persen.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita itungannya bukan biaya produksi, tapi pakai tonase. Untuk produksi baja 60 meter kalau kita pakai cara konvensional membutuhkan baja 120 ton. Tapi kalau pakai teknologi Prancis ini 80 ton," katanya.
Selain dari sisi penggunaan bahan baku, dari sisi waktu juga proses produksi diklaim bisa lebih cepat. Untuk baja dengan panjang 60 meter, bisa dilakukan hanya dalam waktu 1 jam saja. Sedangkan dengan cara konvesional bisa memakan waktu hingga 2 hari.
"Karena kalau pakai cara konvensional itu butuh 4.444 baut, lubanginnya kan satu-satu. Tapi kalau ini kan ada pin-connection jadi tinggal butuh 10 pin aja," ujarnya.
Pabrik Wika Industri dan Konstruksi di Tangerang, Rabu (24/4). Foto: Abdul Latif/Kumparan
Komponen produk baja atau Girder Unibridge Matiere sekitar 90 persen menggunakan komponen dalam negeri. Sementara 10 persen masih impor. "Ya teknologinya kita masih kurang jadi 10 persen itu teknologi dan lain-lain lah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Unibridge secara umum menghasilkan girder yang lebih ringan, di mana dengan teknologi sambungan pinnya mempunyai keunggulan kecepatan dan kemudahan pemasangan atau instalasi dibandingkan sambungan las maupun baut konvensional.
Sistem sambungan pin dan produk Unibridge yang relatif ringan diyakini mampu menjawab tantangan konstruksi jembatan di perkotaan, dengan kendala kepadatan lalu lintas serta minimnya peralatan berat untuk instalasi girder di perdesaan.