Wimboh Soal Penguatan Rupiah: Bukti Fundamental Ekonomi Kuat

7 November 2018 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin menguat. Pada siang ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 14.655 atau menguat dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 14.790.
ADVERTISEMENT
Menguatnya rupiah diapresiasi oleh Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Menurut dia, menguatnya rupiah menggambarkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan sangat sehat.
"Artinya kan investor, terutama portfolio confidence terhadap kondisi Indonesia. Indonesia itu saya bilang fundamentalnya kuat dibandingkan negara-negara yang suka disebut bermasalah, ya bukan bandingannya. Tinggal bagaimana kita mengkomunikasikan hal itu, bahwa kondisi fundamental Indonesia kuat," tegas Wimboh saat ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Dia menyatakan sekarang ini pemerintah fokus untuk menjaga agar rupiah tetap stabil dan tidak mengalami pelemahan lagi. Beberapa kebijakan akan diperkuat misalnya memberlakukan transaksi jual beli valuta asing (valas) berjangka Non-Deliverable Forward (NDF) di dalam negeri, yang diberi nama Domestic NDF (DNDF).
ADVERTISEMENT
Wimboh berpendapat NDF sangat penting yang tujuan akhirnya untuk membantu stabilitas nilai tukar rupiah, meningkatkan likuiditas dan efisiensi di pasar keuangan domestik, serta menambah alternatif instrumen lindung nilai (hedging) guna memitigasi risiko nilai tukar.
"Jadi ini semua kita terus sempurnakan, kita sempurnakan struktur pasar dalam negeri. Kalau dulu NDF enggak ada, sekarang ada ngapain harus ke Singapura? Di sini aja ada. Jadi terus akan kita lakukan agar pasarnya likuid dan investor confidence, itu aja," jelasnya.