YLKI: Lion Harus Dijatuhi Sanksi Jika Terbukti Jual Tiket Tanpa Kursi

3 Juni 2019 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lion Air Group Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lion Air Group Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai kasus yang menimpa Muhammad Chozin Amirullah, salah seorang penumpang Lion Air yang tak bisa naik ke pesawat karena kursinya diduga sudah diisi orang lain, cukup serius.
ADVERTISEMENT
Anggota Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo, mengatakan jika kronologis yang disampaikan penumpang tersebut benar-benar terjadi, maka Lion Air seharusnya mendapatkan sanksi dari Kementerian Perhubungan.
"Ini bisa juga satu kesalahan di administrasi di airlines. Kemenhub mestinya menegur, bahkan bisa dijatuhi sanksi kalau terbukti. Kalau modelnya seperti ini konsumen tidak ada kepastian," kata Sudaryatmo kepada kumparan, Senin (3/6).
Sudaryatmo mengakui praktik maskapai menjual tiket tanpa kursi kerap terjadi. Menurut dia, YLKI pernah menemukan beberapa kasus tersebut. Dia meminta otoritas pemerintah harus menelusuri masalah tersebut.
"Over booking masuk pelanggaran. Seharusnya maskapai bertanggung jawab mencari tiket pengganti dengan tujuan yang sama. Tidak bisa seenaknya mengatakan tiket hangus," katanya.
Sebelumnya, Chozin, salah seorang penumpang Lion Air mengalami nasib gagal terbang mudik ke kampung halaman istrinya pada Minggu (2/6). Petugas Lion yang dia temui di konter layanan check in, menyebut dia tidak bisa terbang karena kursi sudah penuh.
ADVERTISEMENT
"Jawabannya sudah tidak bisa input lagi, kursi sudah penuh. Kok jadi seperti naik bus," kata Chozin saat dihubungi kumparan, Senin (3/6).
Menurut Chozin, petugas tersebut mempertanyakannya kenapa dia tidak melakukan check in online. Padahal, kata dia, check in online hanya menjadi salah satu opsi saja, bukan kewajiban yang harus dilakukan penumpang.
Pesawat Lion Air. Foto: AFP/Adek Berry
Chozin pun merasa 'dipermainkan' saat meminta penjelasan kepada manajemen Lion Air. Petugas konter, menyuruh dia mendatangi customer service. Namun setelah mengantre cukup lama, petugas customer service menyebut dia sudah terlambat boarding.
"Ada statement yang tidak konsisten dipakai oleh satu counter dengan counter lainnya: di counter 26 ditolak dengan alasan kursinya sudah penuh diisi orang lain, sementara di counter customer service dikatakan kursinya masih kosong (tetapi karena terlambat check-in jadi tidak bisa masuk)," kata dia.
ADVERTISEMENT
Padahal, Chozin mengaku tiba di Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta sekitar pukul 9.05 WIB. Setelah mengantre cukup panjang, pukul 9.20 WIB dia sudah di depan loket check in nomor 26. Sedangkan jadwal penerbangan pesawatnya pukul 10.05 WIB.