YLKI: Masyarakat Banyak Mengeluh soal Pinjaman Online

25 Januari 2019 15:11 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers YLKI Soal Pengaduan Konsumen Sepanjang 2018. (Foto: Abdul Latif/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers YLKI Soal Pengaduan Konsumen Sepanjang 2018. (Foto: Abdul Latif/kumparan )
ADVERTISEMENT
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat, aduan soal layanan pinjaman online masih cukup banyak dengan total 81 aduan atau sekitar 14 persen dari total 564 aduan.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Staf Pengaduan dan Hukum YLKI Rio Priambodo, dari catatannya ada beberapa hal yang paling sering konsumen keluhkan, antara lain cara penagihan, pengalihan kontak, suku bunga pinjaman yang tinggi dan lain-lain.
“Cara penagihan dari kontak-kontak hp konsumen. Memalukan konsumen. Menyebarluaskan data pribadi konsumen. Ada galeri foto berpakaian minim. Fotonya diancam disebarkan kalau tidak bayar,” katanya saat konferensi pers di Kantor YLKI, Jakarta Seatan, Jumat (25/1).
Konferensi Pers YLKI Soal Cukai Rokok. (Foto: Abdul Latief/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers YLKI Soal Cukai Rokok. (Foto: Abdul Latief/kumparan)
Rio merinci, 5 layanan pinjaman online yang paling banyak mendapat keluhan antara lain Rupiah Plus sebanyak 13 aduan, Pinjam Kilat 5 aduan, Akulaku 4 aduan, Dr. Rupiah 4 aduan, uang cepat 4 aduan, dan vloan 4 aduan.
“Kita lagi dalam dan ajak temen yang lain melakukan perlawanan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kita kecewa sekali. Pinjaman online dan peraturan OJK ini. Kita sudah dipanggil OJK soal pinjol. OJK mengatakan pinjaman online (pinjol) yang ilegal itu katanya yang bunganya tinggi, kami bantah karena yang legal juga sama,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Semantara itu, dari segi per sektor, secara umum jasa keuangan mendapatkan aduan paling banyak atau sebesar 50 persen, sementara itu disusul sektor perumahan sebesar 21 persen, lalu sektor telekomunikasi sebesar 14 persen, sektor e-commerce 9 persen, lalu sektor listrik 6 persen.