3 Dalil PSM Makassar Tampil Menawan di AFC Cup

2 Mei 2019 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang Home United pada penyisihan Grup H Piala AFC, di Stadion Pakansari, Bogor pada Selasa (30/4). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain PSM Makassar usai mencetak gol ke gawang Home United pada penyisihan Grup H Piala AFC, di Stadion Pakansari, Bogor pada Selasa (30/4). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PSM Makassar menyelamatkan muka Indonesia di ajang AFC Cup 2019. Kemenangan 3-2 PSM atas Home United, Selasa (30/4/2019) lalu, memastikan mereka lolos ke babak semifinal zona ASEAN dengan status sebagai juara Grup H.
ADVERTISEMENT
Dari lima pertandingan yang sudah dimainkan oleh PSM, 'Pasukan Ramang' mengoleksi 11 angka berkat tiga kemenangan dan dua hasil imbang. Sementara, posisi kedua dihuni Kaya FC (Filipina) dengan delapan poin.
Meskipun nantinya PSM menelan kekalahan dari Lao Toyota di laga pemungkas grup, sementara Kaya FC menang (poin sama menjadi 11), PSM tetap akan lolos ke fase selanjutnya karena unggul head-to-head atas Kaya FC.
Tak hanya itu, poin demi poin yang diraup PSM juga berbanding lurus dengan torehan gol yang diciptakan. Dari lima laga, mereka sukses mencatatkan 14 gol dengan kebobolan delapan kali.
Lantas, faktor apa saja yang membuat PSM mampu tampil superior di AFC Cup? Berikut analisis singkatnya.
ADVERTISEMENT
Fokus, Fokus, dan Fokus
PSM sepertinya tahu mana yang harus menjadi prioritas. Sejak awal, pelatih PSM Darije Kalezic menegaskan bahwa AFC Cup akan menjadi fokus mereka pada awal tahun ini. Maka, ketika jadwal Piala Presiden yang notabene turnamen pramusim dan AFC Cup berdekatan, mereka membuat siasat.
Di laga pertama Piala Presiden, PSM coba memainkan pemain-pemain terbaiknya. Marc Klok, Wiljan Pluim, Rizky Pellu, dan Zulham Zamrun dimainkan sejak awal. Akan tetapi, PSM harus mengakui keunggulan Kalteng Putra dengan skor 0-1.
Para pemain PSM merayakan gol ke gawang FC Kaya. Foto: AFC
Haluan diubah oleh PSM. Di laga kedua melawan Piala Presiden pada 1o Maret, rotasi dilakukan oleh Kalezic. Wajar saja, karena laga itu hanya berselang tiga hari dari partai kedua PSM di AFC Cup menghadapi Lao Toyota (Laos). Mereka kembali kalah dengan skor 0-1 dari Persipura.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kebijakan rotasi membuahkan hasil manis kala PSM menjamu Lao Toyota pada 13 Maret lalu. Berlaga di Stadion Pakansari, 'Juku Eja' mengamuk dengan mengemas kemenangan 7-3.
Hingga akhirnya, PSM dipastikan tersingkir dari Piala Presiden usai menelan kekalahan dari PSIS Semarang dengan skor 0-1. Dari tiga laga, tiga kali kekalahan harus diderita PSM.
Namun, bagi mereka, Piala Presiden hanyalah ajang uji tanding. Bukan malapetaka ketika tersingkir tanpa meraih satu pun poin. Karena, sekali lagi, fokus PSM berada di AFC Cup. Hal inilah yang membedakan mereka dengan Persija Jakarta.
Ketika PSM menempatkan prioritas, Persija malah cenderung ingin mengamankan seluruh kompetisi yakni AFC Cup, Piala Presiden, dan Piala Indonesia. Imbasnya, tenaga pemain begitu terkuras. Sialnya lagi, Persija juga tersingkir dari Piala Presiden dan AFC Cup. Sementara, di Piala Indonesia, mereka kini menatap leg kedua babak 8 besar dengan ketinggalan skor 1-2 dari Bali United.
ADVERTISEMENT
Skuat yang Solid dan Matang
Tahu bakal berjuang di kompetisi antarklub Asia, PSM tak banyak mengubah skuatnya. Hampir 80% pemain lama tetap mereka pertahankan.
Semakin baik karena PSM juga menambal beberapa pos yang menjadi titik lemah di musim lalu. Sektor penyerang misalnya, musim lalu PSM tak memiliki penyerang impor yang mumpuni.
Alessandro Ferreira Leonardo yang musim lalu didapuk menjadi penyerang PSM gagal bersinar. Hanya empat gol dari 11 laga yang berhasil ditorehkan penyerang berpaspor Australia itu.
PSM lalu mengganti Sandro dengan penyerang asal Finlandia, Eero Markkanen. Tak butuh waktu lama untuk mantan penyerang Real Madrid itu beradaptasi. Markkanen moncer selama berbaju PSM Makassar.
Pemain PSM Makassar Eero Markkanen (kanan) menggiring bola melewati pemain Lao Toyota dalam babak penyisihan Piala AFC 2019 di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (13/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dari empat laga di AFC Cup, Markkanen sukses membuat lima gol. Catatan itu membuat Markkanen berada di posisi ketiga pencetak gol terbanyak AFC Cup di bawah Bienvenido Maranon (Ceres Negros/Filipina) dan Ganiyu Oseno (Hanoi FC/Vietnam).
ADVERTISEMENT
Selain Markkanen, PSM Makassar juga melakukan tambal sulam di sektor belakang. Steve Paulle yang tak diperpanjang masa baktinya, digantikan dengan Aaron Evans. Jam terbang Evans yang musim lalu memperkuat Barito Putera membuatnya tak sulit untuk beradaptasi.
PSM juga mendatangkan pemain-pemain anyar yang berpengalaman seperti Benny Wahyudi, Munhar, Bayu Gatra, dan Taufik Hidayat. Kebijakan transfer itu terbukti jitu karena sederet nama itu mampu bersaing dengan skuat lama. Benny dan Taufik bahkan kerap dipercaya turun sejak menit awal di AFC Cup.
Semakin Padunya Klok dan Pluim
Faktor lain yang membuat PSM bisa trengginas adalah legiun asing mereka yang semakin padu. Tak ada yang bisa membantah bahwa Wiljan Pluim dan Marc Klok menjadi duo yang bisa memberikan perbedaan di lini tengah.
ADVERTISEMENT
Dalam pola 4-3-3 yang biasa diterapkan Kalezic, keduanya bisa bahu membahu menguatkan lini tengah PSM. Klok yang lebih bertenaga, mampu memerankan box-to-box midfielder dengan sangat apik. Tenaga dari pemain berusia 25 tahun itu bisa membantu serangan PSM. Umpan serta visi dari Klok ditunjang dengan kemampuan tembakan jarak jauh yang sangat akurat.
Tengok saja gol indah Klok ke gawang Home United di matchday kelima Piala AFC kemarin. Tendangan melengkung pemain bernomor 10 itu mendarat mulus di gawang Home United.
Kemampuan Klok untuk mencetak gol sejatinya sudah terlihat di Liga 1 musim lalu. Dalam 29 pertandingan, ada enam gol dan empat assist yang dibuat oleh pemain kelahiran 20 April 1993 itu.
ADVERTISEMENT
Klok tak hanya piawai untuk membantu serangan. Kemampuan membaca permainan serta memutus serangan lawan menjadi senjata lain bagi Klok dan PSM.
Lain Klok, lain pula Pluim. Pemain asal Belanda ini lebih flamboyan dan menjadi kreator yang ulung untuk serangan 'Juku Eja'.
Pluim memang tak banyak berlari, tetapi umpan-umpan terobosan yang mematikan menjadi kunci permainan Pluim. Selain itu, bobotnya yang besar membuat Pluim mampu menjaga bola dengan apik. Hal ini dapat membantu pemain lain membantu serangan.
Pemain PSM Makassar,Wiljan Pluim (tengah) berusaha melewati pemain Home United pada penyisihan Grup H Piala AFC, di Stadion Pakansari, Bogor pada Selasa (30/4). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Penampilan Pluim memang tergolong konsisten. Musim lalu, pemain berusia 30 tahun itu bisa membuat lima gol dan enam assist untuk PSM Makassar. Pada musim ini, tugas Pluim tampaknya akan lebih besar. Ban kapten tersemat di lengan pemain yang menggunakan nomor punggung 80 itu.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga faktor tersebut, sejauh mana PSM akan melangkah di ajang AFC Cup musim ini? Menarik dinantikan.