Ada Prahara Perisic di Balik Kekalahan Inter dari Torino

28 Januari 2019 6:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi kecewa Spalletti.  (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kecewa Spalletti. (Foto: Reuters/Alberto Lingria)
ADVERTISEMENT
Kekalahan 0-1 yang diderita Internazionale saat melawat ke markas Torino, Senin (28/1/2019) dini hari WIB, tak cuma membuat anak-anak asuh Luciano Spalletti tertinggal delapan angka dari Napoli di klasemen. Lebih dari itu, pertandingan tersebut jadi sorotan lantaran adanya keanehan dalam formasi Inter.
ADVERTISEMENT
Spalletti memainkan pakem 3-5-2 pada laga tersebut. Lautaro Martinez diduetkan dengan Mauro Icardi di depan, sementara pos sayap diserahkan pada dua wing-back, Danilo D'Ambrosio dan Dalbert. Usut punya usut, perubahan formasi ini disebabkan oleh keengganan Ivan Perisic bermain.
Ya, Perisic-lah penyebab segala keanehan tersebut. Sebelum pertandingan, Direktur Olahraga Inter Beppe Marotta berkata bahwa pemain asal Kroasia tersebut telah secara resmi meminta ditransfer ke Arsenal. Kabar ini kemudian ditanggapi Spalletti dengan sepenuhnya mencoret Perisic dari tim.
"Sederhana saja. Pemain boleh mengatakan apa yang mereka suka, tetapi mereka ini 'kan karyawan, mereka telah menandatangani kontrak dan kalau mereka ingin pergi, harus ada pihak yang bersedia membayar," kata Spalletti kepada Sky Italia seusai laga.
ADVERTISEMENT
"Kamu tidak bisa pergi begitu saja dan menerima gaji dari orang lain. Kalau memang, seperti yang dibilang Marotta, dia tidak mau bermain, ya, dia akan disingkirkan. Buatku itu bukan masalah. Seseorang yang tidak bisa berkontribusi untuk tim harus menyingkir," tambahnya.
Spalletti awalnya memang memainkan formasi 3-5-2. Akan tetapi, pada babak kedua, secara gradual, dia mengubah kembali pakem Inter ke 4-2-3-1 seperti biasanya. Radja Nainggolan, Matteo Politano, dan Antonio Candreva masuk pada babak kedua menggantikan Joao Miranda, Joao Mario, dan Matias Vecino.
Soal kenapa Spalletti baru memainkan formasi andalannya pada babak kedua, itu erat kaitannya dengan kondisi Politano. Mantan pelatih Roma itu berkata, Politano -- yang akhirnya diusir wasit di akhir laga -- bermain dengan kondisi tidak seratus persen.
ADVERTISEMENT
Ivan Perisic (kiri) merayakan golnya ke gawang Chievo Verona. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
zoom-in-whitePerbesar
Ivan Perisic (kiri) merayakan golnya ke gawang Chievo Verona. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
"Aku mengganti dua winger dengan dua striker karena aku tak punya banyak winger. Perisic sudah tidak bisa dimainkan, dan kami memaksakan Matteo Politano di akhir laga karena dia sedang tidak enak badan. [Balde] Keita juga tidak bisa tampil," jelas Spalletti.
"Kami membuat keputusan berbeda dengan pertimbangan agar kami tak kalah dalam duel-duel individual, sehingga kami bisa menciptakan peluang untuk dua striker. Ada beberapa situasi di mana kami berbuat kesalahan dan ketika Toro mencetak gol segalanya menjadi lebih sulit."
"Sekarang kami harus merapikan kembali segala sesuatunya, terutama dari segi taktikal. Semua orang harus melakukan pekerjaannya karena kulihat tadi kami terlalu lembek dalam melancarkan tekel," pungkas Spalletti.