Agar Manchester United Tak Lagi Kehilangan Angka

12 September 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi kekecewaan Paul Pogba dan Harry Maguire usai gawang Manchester United dibobol pemain Southampton. Foto: REUTERS/Hannah Mckay
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kekecewaan Paul Pogba dan Harry Maguire usai gawang Manchester United dibobol pemain Southampton. Foto: REUTERS/Hannah Mckay
ADVERTISEMENT
Kemenangan menjadi barang mahal untuk Manchester United di awal musim ini. Dari empat laga yang sudah dijalani 'Setan Merah', baru sekali mereka menang. Sisanya, dua hasil imbang dan satu kekalahan diterima oleh pasukan Ole Gunnar Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Sial untuk United, pada Sabtu (14/9/2019) mendatang, mereka akan berjumpa lawan tangguh. Adalah Leicester City yang akan datang ke Old Trafford dalam lanjutan Premier League pekan kelima. Mengapa sial? Karena catatan The Foxes di empat pertandingan pertama musim ini cukup mengagumkan.
Selain menahan imbang Chelsea di Stamford Bridge, Leicester sudah dua kali meraih kemenangan. Total anak asuh Brendan Rodgers telah meraih dua kemenangan dan dua hasil imbang.
Petaka untuk United tak hanya disebabkan penampilan Leicester yang ciamik. United juga dihadapkan dengan absennya pilar-pilar utamanya di pertandingan kali ini. Paul Pogba, Aaron Wan-Bissaka, Luke Shaw, dan Anthony Martial diragukan tampil. Khusus untuk Pogba dan Wan-Bissaka, keduanya mesti dipulangkan dari timnas negaranya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan United, tim tamu datang dengan kekuatan terbaiknya. Jamie Vardy, James Maddison, Youri Tielemans, dan Ben Chilwell siap untuk dimainkan. Khusus untuk nama yang disebutkan terakhir, dirinya sudah membuat satu assist dari dua penampilannya bersama Leicester.
Nah, dari beberapa catatan di atas, Leicester terlihat superior atas calon lawannya. Akan tetapi, United bukannya tak bisa mengalahkan Leicester di laga nanti. Ada beberapa hal yang mesti United lakukan agar tak kembali menelan kekalahan.
Lebih Efektif di Depan Gawang
Kemungkinan besar, Leicester tak akan menumpuk pemainnya di lini belakang dan membuat pertahanan dengan garis rendah. Pasukan Brendan Rodgers diprediksi akan melakukan tekanan dengan intensitas tinggi ke pertahanan United.
Kapasitas dan kualitas pemain-pemain mereka memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. Vardy dan Maddison tentu akan aktif menekan bek-bek United yang hendak menguasai bola. Menariknya, cara bermain seperti ini malah akan menguntungkan United.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Southampton di pekan ketiga Premier League menjadi contohnya. Pemain-pemain depan Southampton aktif untuk melakukan tekanan kepada bek-bek United. Tapi, United bisa keluar dari tekanan tersebut dengan Pogba dan Scott McTominay ikut turun sebagai penyuplai bola.
Sayang, setelah berhasil keluar dari tekanan, United tak bisa mengonversi peluang yang ada. 'Setan Merah' bisa membuat 21 percobaan untuk mencetak gol dengan 8 di antaranya mengarah ke gawang. Tapi, hanya satu gol yang berhasil masuk ke gawang Southampton.
Ketidakmampuan United mengonversi peluang juga terjadi di laga menghadapi Crystal Palace. Pada laga tersebut, United membuat 22 upaya mencetak gol (3 tepat sasaran) dan hanya satu yang masuk ke dalam gawang.
Masalahnya buat United, mereka tak punya pilihan yang banyak di lini depan. Martial dan Marcus Rashford sudah barang tentu menjadi pilihan utama. Namun, kalau keduanya sudah mandek United hanya tinggal memiliki Mason Greenwood yang tak punya jam terbang banyak di Premier League.
ADVERTISEMENT
Mempercayai Juan Mata
Selain memiliki masalah soal efektivitas di depan gawang, United juga punya kelemahan dari sisi kreativitas. Pogba memang punya kemampuan untuk membongkar pertahanan lawan, tetapi pemain asal Prancis itu lebih sering dimainkan lebih ke dalam oleh Solskjaer.
Dalam pola 4-2-3-1 yang kerap Solskjaer mainkan, Pogba lebih sering diplot sebagai poros ganda bersama McTominay. Tugas Pogba lebih kepada mengantarkan bola dari lini belakang ke lini depan.
Pemain Manchester United, Juan Mata (kiri) merayakan golnya. Foto: Reuters
Sejatinya, United memiliki gelandang serang dalam sosok Juan Mata. Namun, entah mengapa pemain asal Spanyol ini jarang mendapat kesempatan dari Solskjaer. Sepanjang musim ini, Mata hanya tampil selama 86 menit untuk United. Solskjaer lebih suka memasang Jesse Lingard yang memiliki kecepatan lebih baik ketimbang Mata.
ADVERTISEMENT
Saat bersua Southampton, Mata memang mendapat kesempatan main dari awal. Di situ, penampilan eks Chelsea itu tidaklah mengecewakan. Ada satu upaya dan tiga umpan kunci yang dilepaskan pemain berusia 32 tahun itu. Akurasi umpan Mata di pertandingan tersebut juga baik dengan catatan mencapai 87,1%.
Oh, ya, Mata juga memiliki andil dalam gol United yang dibuat oleh Daniel James. Mata berhasil berlari ke daerah yang kosong untuk mengecoh bek Southampton dan membuka ruang James agar bisa melakukan tembakan yang berbuah gol.
Lini Belakang yang Tak Boleh Kembali Rapuh
Kedatangan Wan-Bissaka dan Harry Maguire awalnya bisa memberikan angin segar untuk lini belakang United yang bobrok musim lalu. Kesan pertama dibuat keduanya sangatlah baik ketika United sukses membenamkan Chelsea dengan skor 4-0.
ADVERTISEMENT
Dalam laga tersebut, Maguire melakukan 4 intersep, 7 sapuan, dan sukses memenangi duel udara sebanyak 7 kali --tertinggi di antara pemain lainnya. Pun demikian dengan Wan-Bissaka yang berhasil mengemas 6 tekel sukses. Gawang David De Gea pun aman dari kebobolan.
Namun, pertahanan United kembali rapuh ketika berjumpa Palace dan Southampton di pekan ketiga dan keempat Premier League.
Memang, ada perubahan yang dilakukan oleh Solskjaer dengan memainkan Ashley Young menggantikan Shaw yang cedera. Selebihnya, susunan pemain di belakang tetaplah sama. Wan-Bissaka di posisi bek kanan dan Victor Lindeloef serta Maguire diduetkan sebagai bek tengah.
Harry Maguire menjalani pertandingan pertama bersama Manchester United. Foto: Reuters/Phil Noble
Akan tetapi, hasilnya berbeda dibandingkan saat bersua Chelsea. Pemain United rentan berbuat kesalahan. Dengan sekali serangan, Palace bisa membobol gawang United di babak pertama.
ADVERTISEMENT
Dari gol tersebut terlihat jelas, bentuk pertahanan United berantakan. Jarak Maguire dan Wan-Bissaka dengan Lindeloef terlalu jauh sehingga ketika Lindeloef kalah duel tak ada yang mengover ruang kosong.
Begitu juga dengan gol kedua yang dibuat oleh Patrick van Aanholt. Ruang yang kosong di lini belakang United membuat Van Aanholt bisa memanfaatkan celah untuk mencetak gol.
Saat bersua Southampton, buruknya koordinasi pertahanan United kembali terlihat. Ruang-ruang yang terbuka berhasil dimanfaatkan pemain-pemain The Saints untuk membuat peluang. Beruntung, penyelesaian akhir pemain Southampton tak begitu baik sehingga hanya satu gol yang bisa dibuat oleh Southampton.
Bersua Leicester, ruang-ruang dan kesalahan di lini belakang tak boleh terulang. Terlebih, Leicester punya pemain-pemain yang piawai memanfaatkan ruang seperti Vardy, Maddison dan Ayoze Perez. Untuk Vardy, pemain berusia 32 tahun itu sudah mengemas 3 gol dalam 4 penampilannya musim ini.
ADVERTISEMENT