Akhir dari Romantisme Sarri dan Napoli

17 Juni 2019 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maurizio Sarri saat memimpin Chelsea melawan Manchester City di ajang Community Shield. Foto: REUTERS/Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri saat memimpin Chelsea melawan Manchester City di ajang Community Shield. Foto: REUTERS/Toby Melville
ADVERTISEMENT
Maurizio Sarri meninggalkan Chelsea demi berlabuh di Juventus. Namun, pihak yang merasakan kehilangan paling besar adalah suporter Napoli.
ADVERTISEMENT
Wajar saja karena Sarri sempat menghabiskan tiga tahun sebagai pelatih Napoli. Dia telah menjadi inspirasi bagi pendukung I Partenopei, meski tak pernah menyumbangkan trofi.
Kekaguman terhadap Sarri memang bukan berdasarkan prestasi, melainkan bagaimana Sarri menerapkan gaya bermain atraktif. Dengan filosofi bertajuk Sarrismo, Napoli mengedepankan penguasaan bola dan melakukan build-up secara kilat dari kaki kaki.
Dukungan suporter tak lekang saat sang juru taktik memutuskan hijrah ke Chelsea pada Juli 2018. Bahkan, mereka berada di belakang Sarri ketika Chelsea mengarungi final Liga Europa 2018/19 di Baku, Azerbaijan. Sarri pun merebut trofi perdananya usai Chelsea menang 4-1 atas Arsenal.
Seorang jurnalis Italia, Gianmarco Volpe, turut menuangkan dukungannya lewat laman Facebook bertajuk 'Sarrismo - Gioia e Rivoluzione'. Isinya yakni sepak terjang Sarri baik ketika menangani Napoli maupun Chelsea. Begitu berkembang laman ini sampai menjaring lebih dari 100.000 pengikut,
ADVERTISEMENT
Namun, romantisme bersama Sarri mencapai akhir begitu sang juru taktik dinobatkan sebagai pelatih Juventus, Minggu (16/6/2019). Ya, Juventus yang menjadi rival Napoli dalam perburuan gelar juara Serie A beberapa musim terakhir.
Jumlah pengikut laman yang dibuat Volpe tak cuma tergerus hingga 94 ribuan. Fan page tersebut juga mengakhiri aktivitasnya setelah merilis pernyataan yang menyelipkan kekecewaan terhadap Sarri.
"Kami tak hanya kehilangan sosok protagonis, tetapi juga antagonis dalam kisah kami. Ini merupakan keputusan yang tak populer. Kami tak membayangkan bisa melanjutkan gerakan ini dengan kehadiran Sarri di Turin," ujar Volpe terkait alasan penutupan, seperti dilansir oleh La Gazzetta dello Sport.
Gejolak penolakan Napoli terhadap Sarri turut hadir lewat dunia nyata, tak sekadar maya. Lihat saja sikap seniman kelahiran Naples, Massimiliano Gallo.
ADVERTISEMENT
Gallo sempat menjadi penulis naskah untuk film dokumenter berjudul 'Maurizio, il Sarrismo - A wonderful anomaly'. Film ini telah dipresentasikan di Festival Film Biografi di Bologna sejak awal Juni 2019.
"Kami sebagai penggemar Sarri, tak bisa memercayai kabar ini. Kami tak menutup segala kemungkinan, termasuk menarik penayangan film," ucap Gallo seperti dikutip dari Tuttosport.
Ekspresi Maurizio Sarri saat Chelsea dikalahkan Manchester City 0-6. Foto: Reuters/Carl Recine
Selain Gallo, ada pula plakat di Naples yang didedikasikan untuk Sarri sebagai korban lainnya. Tertulis begini: Di sinilah komandan Sarri lahir. Orang-orang Naples berterima kasih kepada pencipta keindahan.
Selepas Juventus mengonfirmasi penunjukan Sarri sebagai pelatih, plakat tersebut menghilang. Karena orang-orang Naples benar-benar kecewa dengan pengkhianatan sang juru taktik.