Akibat FFP, Man City Terancam Larangan Bermain di Liga Champions

14 Mei 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guardiola meneropong tribune penonton usai timnya menaklukkan Manchester United. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Guardiola meneropong tribune penonton usai timnya menaklukkan Manchester United. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih ingat dengan dugaan bahwa Manchester City melakukan manipulasi untuk mengakali peraturan Financial Fair Play (FFP) yang dibuat oleh UEFA? Nah, badan investigasi UEFA yang memeriksa dugaan tersebut kabarnya sudah membuat keputusan. Keputusannya tak main-main: City direkomendasikan untuk dilarang ikut berpartisipasi di Liga Champions selama satu musim.
ADVERTISEMENT
Jika lupa, biarkan kumparanBOLA mengingatkan tentang apa yang diduga dilakukan oleh City. Berdasarkan laporan media asal Jerman, Der Spiegel, yang didapatkan dari dokumen hasil retasan Football Leaks, City disinyalir mengakali peraturan FFP yang diterapkan oleh UEFA.
Ada dua manipulasi yang dilakukan City. Yang pertama adalah menyoal dana sponsor yang diberikan oleh Etihad Airways. Etihad dilaporkan oleh City menyuntikkan dana sebesar 67,5 juta poundsterling kepada kas klub. Uang yang disuntikkan oleh Etihad ini mampu membuat City menghindari minus yang besar dalam neraca keuangan mereka.
Dalam aturan FFP, satu klub akan mendapatkan hukuman jika minusnya melebihi batas yang ditentukan. Masalahnya, per dokumen yang disebarkan Football Leaks, Etihad tak memberikan uangnya sebanyak itu untuk City. Maskapai penerbangan Uni Emirat Arab itu hanya memberikan 8 juta poundsterling ke kas City. 59,5 juta poundsterling sisanya diberikan oleh Syekh Mansour bin Zayed Al Nahyan, pemilik City.
ADVERTISEMENT
Manipulasi kedua menyoal gaji pemain. City dituduh membuat skema pengurangan nilai gaji pemain-pemainnya untuk menghindari aturan FFP. Caranya memang cukup cerdik.
City menjual hak kepemilikan pemain-pemain yang nilai gajinya akan diturunkan kepada pihak ketiga. Pihak ketiganya bisa siapa saja, tetapi uang yang digunakan oleh pihak ketiga itu juga berasal dari kantong Syekh Mansour pribadi.
Atas dua tuduhan itu, UEFA langsung membentuk badan investigasi tersendiri. Jika dua tuduhan itu terbukti, maka City akan mendapatkan hukuman larangan berpartisipasi di Liga Champions selama satu musim.
Nah, pada 13 Mei 2019 waktu setempat, New York Times menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa investigator yang menangani dua tuduhan tersebut segera meminta UEFA untuk melarang City ikut partisipasi di Liga Champions selama satu musim. Dengan kata lain, City terbukti bersalah.
ADVERTISEMENT
Badan investigasi yang dipimpin oleh Yves Leterme, mantan Perdana Menteri Belgia, kabarnya sudah bertemu di Nyon, Swiss, dua musim silam untuk mengambil keputusan final menyoal permasalahan ini.
Keputusan tersebut, per New York Times, akan dibuka ke publik paling tidak di akhir pekan ini (18/19 Mei). Keputusan itu memang harus segera diumumkan, mengingat kualifikasi Liga Champions akan berlangsung di bulan Juni, dan City harus diberi kesempatan untuk melakukan banding.
Logo UEFA. Foto: Getty Images for UEFA/Harold Cunningham
Lebih lanjut, menurut laporan tersebut, UEFA, pada akhirnya, mengambil tindakan demi mencegah nama baik mereka tercoreng karena tak mampu mengaplikasikan peraturan yang telah mereka buat. Ini dituturkan sendiri secara privat oleh anggota UEFA yang bertugas mengawasi persoalan FFP ini kepada New York Times.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, laporan ini tidak menyebutkan di musim mana City akan dijatuhi hukuman ini. Kemungkinannya bisa di musim depan, atau di musim 2020/2021. Selain itu, kemungkinan lain akan hasil keputusan investigator tersebut juga masih dapat terjadi.
Pihak City sendiri, per laporan The Telegraph, masih menyangkal dan menilai tuduhan ini sebagai sebuah upaya untuk menjelek-jelekkan reputasi klub.