Alasan-alasan yang Bikin Casillas Tinggalkan Real Madrid

23 November 2018 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Iker Casillas saat berseragam Real Madrid. (Foto: Pierre-PHILIPPE MARCOU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Iker Casillas saat berseragam Real Madrid. (Foto: Pierre-PHILIPPE MARCOU / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meninggalkan Real Madrid pada Juli 2015 tidak menjadi sebuah fragmen yang disesali oleh Iker Casillas. Menurut sosok berusia 37 tahun itu, kepergiannya akan lebih menyakitkan jika terus ditunda. Alasannya karena Casillas sudah tidak kerasan dengan kondisi Los Blancos saat itu.
ADVERTISEMENT
Kepergian Casillas pada awalnya mengejutkan lantaran mantan penggawa Spanyol itu sudah bergabung di Madrid sejak 1990 --ketika masuk ke tim junior. Sejak naik kelas ke tim utama pada 1999, Casillas pun mencul sebagai ikon dan kiper andalan Madrid.
Pengabdiannya tertuang dalam catatan 725 pertandingan di lintas kompetisi. Dari sejumlah penampilan itu Casillas mencatatkan 264 clean sheet. Prestasi kolektif macam lima gelar La Liga, dua Copa del Rey, empat Piala Super Spanyol, tiga Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan satu Piala Dunia Antarklub berhasil dipersembahkan Casillas untuk Madrid.
Namun, sederet prestasi dan nama besar yang disandang tak menjamin Casillas betah di Santiago Bernabeu. Dalam wawancara dengan Jorge Valdano yang dilansir Marca, Casillas mengungkap alasan-alasan yang membikin dia hengkang. Pertama, ia kecewa dengan suasana El Clasico yang mempertemukan Madrid dan Barcelona.
ADVERTISEMENT
"Jika saya bertahan di Madrid, saya akan mengakhiri perjalanan dengan cara lebih buruk dari yang sudah saya alami sekarang (ketika pergi pada 2015)," kata Casillas.
"Rivalitas dengan Barcelona semakin gila. Sentimen Madridismo (ke-Madrid-an) mendukung sekarang tidak pernah saya sukai. Pertandingan sepak bola malah jadi terlihat seperti perang politik antara Catalunya (Barcelona) dan Spanyol (Madrid). Saya seorang Madridista dan saya ingin Madrid selalu menang, tapi saya tidak akan mendukung dengan cara yang ekstrem," ujarnya.
Iker Casillas saat konferensi pers pengumumannya pergi dari Real Madrid. (Foto: Pierre PHILIPPE MARCOU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Iker Casillas saat konferensi pers pengumumannya pergi dari Real Madrid. (Foto: Pierre PHILIPPE MARCOU / AFP)
Alasan kedua Casillas mantap pergi adalah konflik yang terjadi antara dirinya dengan Jose Mourinho --yang menjadi juru taktik Madrid selama tiga musim (2010 s/d 2013). Renggangnya hubungan mereka terlihat jelas saat Mourinho lebih memilih Diego Lopez ketimbang Casillas untuk mengarungi musim 2012-13.
ADVERTISEMENT
Bagi Casillas, masalah dengan Mourinho tak cuma menyoal kebijakan atau strategi tim. Sosok asal Portugal itu dianggap Casillas memberi atmosfer negatif kepada persaingan Madrid dan Barcelona di El Clasico.
"Kedatangan Mourinho membawa kami lebih bersaing dengan Barcelona dan kondisi itu membuat tensi semakin tinggi. Itu berujung pada Madridismo yang saya tidak sukai," kenang Casillas.
"Di tahun ketiga tidak semuanya bagus meski kami memenangi La Liga. Raihan itu cuma terlihat untuk menyerang Barcelona. Cara seperti itu tidak akan baik untuk saya, buat Mourinho, juga Madrid. Jika hal itu bisa diulang, saya takkan tinggal diam dan bakal mengonfrontasi mereka semua."
"Saya hanya diam saat itu karena ingin menghormati nilai-nilai yang dijunjung oleh Madrid. Tapi, pada kenyataannya kami dibuat diam dan cara terbaik menurut saya adalah pergi."
ADVERTISEMENT
Iker Casillas dan Florentino Perez. (Foto: Javier SORIANO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Iker Casillas dan Florentino Perez. (Foto: Javier SORIANO / AFP)
Presiden Madrid, Florentino Perez, menjadi alasan ketiga mengapa Casillas memilih pergi. Pria berusia 71 tahun tersebut, dianggap Casillas, hanya memperkeruh suasana di antara persaingan Barcelona dan Madrid.
Kendati beberapa konflik mengiringi kepergiannya dari Madrid, Casillas tak ingin larut dalam kekecewaan. Kini, sederet prestasi gemilangnya bersama Madrid dia jadikan sebagai pemicu untuk terus melanjutkan karier sepak bola profesional bersama Porto.
"Sejak semua hal itu terjadi saya tidak ingin lagi ada di Madrid. Presiden Florentino Perez juga semakin membuat keadaan rivalitas kian rumit. Tapi, tentu saja tidak akan bisa melupakan semua hal yang telah diberikan oleh Madrid."
"Soal masa depan. Saya selalu mengubah pikiran saya selama enam bulan sekali (setiap setengah musim). Jadi, saat ini saya hanya ingin fokus menikmati setiap pertandingan yang dijalani," pungkas Casillas.
ADVERTISEMENT