news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alasan Mengapa Lopetegui Layak Dipilih Jadi Nakhoda Real Madrid

13 Juni 2018 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Julen Lopetegui (Foto: REUTERS/Susana Vera)
zoom-in-whitePerbesar
Julen Lopetegui (Foto: REUTERS/Susana Vera)
ADVERTISEMENT
Julen Lopetegui telah resmi menjadi nakhoda anyar Real Madrid. Berita ini diumumkan oleh Madrid pada Selasa (12/6/2018) malam WIB. Keputusan ini memang cukup mengejutkan. Selain posisinya masih aktif sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Spanyol, El Real juga sudah dikait-kaitkan dengan nama-nama beken macam Arsene Wenger, Maurizio Sarri, dan Antonio Conte.
ADVERTISEMENT
Namun, pada akhirnya Lopetegui juga yang dipilih untuk menggantikan figur Zinedine Zidane sebagai pelatih Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan nantinya. Nah, lantas, faktor apa saja yang membuat Lopetegui layak untuk memimpin Madrid?
Cemerlang dengan Pemain Muda
Secara kualitas, pelatih berusia 51 tahun itu belum teruji benar di level klub. Total, ada tiga klub yang pernah ditanganinya: Rayo Vallecano, Madrid B, dan Porto. Ironisnya, tak ada yang berujung gelar.
Bahkan, kiprahnya di Vallecano berakhir prematur karena dipecat usai mengemas 11 pertandingan. Sedangkan eksistensinya bersama Madrid B juga tak bisa dibilang spesial. Rasio kemenangan Lopetegui cuma mencapai 47,37%. Catatannya di Porto sedikit lebih baik, menyentuh angka 68,83% dengan rincian 53 kemenangan dari 77 laga.
ADVERTISEMENT
Untuk level internasional, lain ceritanya. Lopetegui berhasil membawa Timnas Spanyol U-19 dan U-21 meraih trofi Piala Eropa. Sebuah nilai jual tersendiri bagi pelatih berusia 51 tahun mengingat proyek pemain muda memang jadi salah satu fokus Madrid dalam beberapa musim ke belakang.
Buktinya, rata-rata usia pemain Los Blancos musim lalu cuma menyentuh angka 26,7; masih lebih muda ketimbang Barcelona dan Atletico Madrid yang mencatat angka 27,5 dan 27,9. Di sisi lain, pengembangan pemain muda Madrid juga belum bisa dibilang sukses. Jesus Vallejo, Theo Hernández, Dani Ceballos, Marcos Llorente, dan Borja Mayoral cuma mencatatkan rata-rata 573,6 menit di La Liga musim lalu.
Pengalaman Melatih para Penggawa Madrid
ADVERTISEMENT
Salah satu hal vital yang diperlukan seorang pelatih anyar adalah kedekatan dengan para pemainnya. Kebetulan, Lopetegui sebagai pelatih Spanyol telah mengikutsertakan enam pemain Madrid, yang sekaligus jadi kontribusi pemain terbanyak dalam skuat La Furia Roja.
Sergio Ramos, Nacho Fernandez, Marco Asensio, Lucas Vazquez, Dani Carvajal, dan Isco masuk dalam daftar pemain yang diboyongnya ke Rusia dalam skuatnya. Dua nama yang disebut belakangan bahkan merupakan bagian Spanyol sukses merengkuh Piala Eropa U-23 lima tahun silam.
Kiprah di Liga Champions
Jika kesuksesan di Liga Champions menjadi salah satu dari indikator terpilihnya pelatih Madrid, maka Lopetegui pernah menorehkan catatan mentereng di sana. Di musim 2014/2015 lalu, Porto sukses dibawanya menaklukkan Bayer Muenchen-nya Pep Guardiola 3-1 pada babak perempat final.
ADVERTISEMENT
Memang pada akhirnya Jackson Martínez dan kawan-kawan memang dicukur 1-6 di leg kedua. Akan tetapi, tetap saja keberhasilan Lopetegui bersama Porto saat itu layak untuk diapresiasi. Apalagi, sebelum membesut Dragões, Lopetegui hanya mantan pelatih Valecano yang cuma berkompetisi di Segunda Division.
Mungkin hanya itu yang bisa diandalkan Lopetegui di Liga Champions. Namun, itu tak akan memberikan dampak signifikan kepada keberhasilan Madrid nantinya. Keberhasilan sebuah tim merengkuh gelar juara tak hanya ditentukan oleh pelatih. Apalagi, bila Anda memiliki skuat yang mampu merengkuh 'Si Kuping Besar' tiga kali beruntun.
Real Madrid Juara Liga Champions 2018 (Foto: LLUIS GENE/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Real Madrid Juara Liga Champions 2018 (Foto: LLUIS GENE/AFP)
Latar Belakang Madrid Kuat
Lopetegui bukanlah orang asing bagi Madrid. Ia sudah bergabung dengan Marid Castilla sebagai penjaga gawang, meski karier Lopetegui berakhir dengan biasa saja. Dua musim membela tim senior, Lopetegui cuma mengukir satu pertandingan, tepatnya kala bermain imbang dalam El Derbi Madrileno di pengujung musim 1989/1990.
ADVERTISEMENT
Namun, minimnya jam terbang tak membuat Lopetegui menanggalkan kesetiaannya untuk Madrid. Ia kembali ke Santiago Bernabeu setelah sempat menjadi kiper pelapis Barcelona. Lopetegui melanjutkan kontribusinya sebagai pencari bakat pada 2006 silam, dan gagal promosi sebagai pelatih Castilla tiga tahun berselang. Jadi, tak jauh berbeda dengan Zinedine Zidane, bukan?