Alfredo Donnarumma: Hey, Hey, Siapa Dia?

25 September 2019 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bomber andalan Brescia, Alfredo Donnarumma. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
zoom-in-whitePerbesar
Bomber andalan Brescia, Alfredo Donnarumma. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
ADVERTISEMENT
Pertandingan baru seumur jagung ketika Sandro Tonali memimpin serangan balik Brescia dari sisi kiri. Remaja 19 tahun itu dengan lincah menggiring bola dengan diselingi umpan satu-dua.
ADVERTISEMENT
Tonali adalah seorang gelandang tengah yang, menurut kamus sepak bola Italia, punya peran sebagai regista. Biasanya, pemain dengan peran seperti ini lebih banyak beroperasi di area sentral.
Namun, tidak dengan Tonali. Dia menolak untuk tunduk pada pakem dan bergerak liar menggerakkan permainan timnya. Dengan kelincahan bak pemain sayap dia kemudian menemukan celah di antara Leo Bonucci dan Sami Khedira.
Celah itu tidak besar, tidak juga kecil, tetapi sudah cukup untuk jadi tempat bola mengalir. Lewat situ, Tonali melihat Romulo bergerak tanpa kawalan. Umpan akurat pun dia lepaskan.
Dari Romulo, yang berdiri di tak jauh dari kotak penalti Juventus, bola dialirkan lagi ke kanan, ke arah seorang pemain yang mendapatkan ruang gerak yang cukup. Dia mengontrol bola dengan baik dan sempat berhenti selama kurang lebih satu detik untuk menganalisis situasi.
ADVERTISEMENT
Dia kemudian memutuskan untuk menggiring bola masuk ke kotak dan melepaskan tembakan keras ke arah tiang dekat gawang Wojciech Szczesny. Keputusannya tepat. Bola sepakannya meluncur begitu deras sehingga tepisan Szczesny jadi tak berarti apa-apa.
Gol tercipta dan tribune utara Stadio Mario Rigamonti bergemuruh. Ribuan manusia berbalut pakaian biru melonjak kegirangan menyambut gol tadi. Brescia, tim promosi dari Serie B, berhasil unggul atas juara Serie A, Juventus.
Sayang, di akhir cerita Brescia harus menelan kekalahan. Dua gol berhasil dilesakkan Juventus setelahnya. Satu gol dari bunuh diri Jhon Chancellor dan satu lagi dari tendangan voli Miralem Pjanic. Brescia pun gagal meraup poin tambahan.
Namun, kegagalan Brescia itu tetap tidak bisa menutupi kegemilangan sang pencetak gol. Namanya Alfredo Donnarumma dan itu merupakan gol keempatnya dari lima pertandingan Serie A musim ini. Di daftar marcatori, Donnarumma berdiri sama tinggi dengan Ciro Immobile.
ADVERTISEMENT
Melihat tim Brescia yang sekarang, mudah sekali untuk mengasosiasikannya dengan Tonali dan Mario Balotelli. Tonali adalah salah satu bakat terbesar Italia dan sudah dipanggil masuk ke skuat Gli Azzurri. Balotelli, sementara itu, merupakan sosok dengan profil terbesar di sana.
Mario Balotelli melakukan pemanasan jelang laga vs Juventus. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Namun, menafikan Donnarumma adalah sebuah kesalahan besar. Pemain satu ini memang tak punya reputasi segemerlap dua rekannya tadi. Namun, tanpa dirinya, Brescia boleh jadi takkan mendapat promosi ke Serie A.
***
Seperti halnya dua Donnarumma lain di Serie A—Antonio dan Gianluigi, Alfredo Donnarumma pun lahir di Italia Selatan, tepatnya di provinsi Campania. Namun, tak seperti kakak-beradik milik Milan itu, perjalanan karier Alfredo dimulai di Italia Selatan juga.
Lahir di kota pesisir Torre Annunziata, Donnarumma milik Brescia ini mengawali karier profesional bersama Catania yang berbasis di Pulau Sisilia. Sejak berumur 14 sampai 20 tahun Donnarumma menimba ilmu bersama akademi Catania sebelum akhirnya dipromosikan ke tim utama.
ADVERTISEMENT
Namun, tak sekali pun Donnarumma pernah dipercaya untuk turun membela Catania senior. Tiga tahun terikat kontrak di sana, dia selalu dipinjamkan ke klub-klub kecil yang namanya terdengar seperti karangan bocah.
Donnarumma baru mendapat kesempatan bermain di klub yang agak besar ketika bergabung dengan Empoli pada 2017. Ketika itu, usianya sudah 27 tahun. Namun, justru di usia sekianlah Donnarumma menjelma jadi penyerang matang.
Bersama Francesco Caputo, Donnarumma memimpin lini depan Empoli. Kedua striker itu pun sukses menghasilkan total 49 gol untuk membawa Azzurri juara Serie B musim 2017/18. Dari sana, 23 gol di antaranya lahir dari kaki dan kepala Donnarumma.
Alfredo Donnarumma merayakan gol ke gawang Juventus. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Empoli promosi tetapi Donnarumma masih harus sabar menanti kesempatan bermain di Serie A. Brescia yang kini dipimpin eks Presiden Cagliari dan Leeds United, Massimo Cellino, punya ambisi besar kembali ke Serie A untuk pertama kali sejak 2011.
ADVERTISEMENT
Donnarumma pun direkrut sebagai wujud dari ambisi tersebut dan usaha Brescia itu tidak sia-sia. Di klub barunya, ketajaman pemain bertinggi 180 cm itu meningkat. Dia menjadi topskorer dengan catatan 25 gol untuk membawa Brescia juara Serie B sekaligus merengkuh tiket promosi.
Akhirnya, kesempatan itu pun datang bagi Donnarumma. Kali ini, Serie A benar-benar hadir di depan matanya dan itu sama sekali tak dia sia-siakan. Empat gol dari lima pertandingan jelas bukan catatan buruk. Sebagai perbandingan, Romelu Lukaku saja 'baru' mengemas tiga gol.
Sebelum mencetak gol ke gawang Juventus, Donnarumma sudah membobol gawang Cagliari dan Bologna. Sayangnya, memang, gol-gol ini belum selalu bisa membantu Brescia meraih kemenangan.
Ketika Donnarumma mencatatkan dwigol ke gawang Bologna, misalnya, Le Rondinelle kalah tipis 3-4. Hal serupa terjadi pada pertandingan melawan Juventus tadi.
ADVERTISEMENT
Hasil buruk Brescia itu tentu bukan salah Donnarumma saja. Toh, sebagai striker dia sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Namun, ini membuatnya berisiko mengalami nasib seperti Caputo pada musim lalu.
Alfredo Donnarumma mencetak gol ke gawang Juventus. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
Caputo yang masuk ke Serie A sebagai topskorer Serie B itu mampu mengemas 16 gol untuk Empoli. Ini adalah catatan yang sangat bagus mengingat tak semua topskorer Serie B bisa berjaya di Serie A. Tengok apa yang menimpa Gianluca Lapadula dulu.
Nah, meski demikian, Caputo tetap tak bisa menyelamatkan Empoli dari degradasi. Brescia sendiri sampai saat ini masih duduk di urutan 12 klasemen. Namun, musim masih panjang dan segalanya bisa saja terjadi.
Sebagai seorang pemain, Donnarumma jelas takkan bisa mengangkat timnya sendirian. Akan tetapi, jika dia bisa terus tampil bagus, tak menutup kemungkinan rekan-rekannya akan mengikuti. Apalagi, skuat Brescia saat ini tidak jelek-jelek amat.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, sejumlah pemain Brescia saat ini, termasuk Balotelli, punya pengalaman bermain di level tertinggi. Sebut saja, ada Daniele Dessena, Romulo, dan Alessandro Matri yang punya kredensial Serie A. Jangan lupakan pula nama Jesse Joronen, kiper yang didatangkan dari kampiun Denmark, Kobenhavn.
Mengarungi Serie A bukan perkara gampang, terutama bagi sebuah klub promosi. Namun, dengan modal pemain-pemain yang dia miliki, pelatih Eugenio Corini akan sangat terbantu. Masa-masa menyenangkan era Roberto Baggio pun bisa saja terulang kembali.