news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aljazair Juara Piala Afrika 2019

20 Juli 2019 3:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Aljazair merayakan kemenangan. Foto: REUTERS/Sumaya Hisham
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Aljazair merayakan kemenangan. Foto: REUTERS/Sumaya Hisham
ADVERTISEMENT
Aljazair berhasil keluar sebagai juara Piala Afrika 2019 usai mengalahkan Senegal 1-0 di babak final yang dihelat di Cairo International Stadium, Mesir, Sabtu (20/9/2019) dini hari WIB. Baghdad Bounedjah jadi pahlawan kemenangan El Khadra lewat gol semata wayangnya di menit 2.
ADVERTISEMENT
Bagi Aljazair, gelar juara Piala Afrika ini merupakan yang kedua sejak mereka sukses menggamit trofi pertama pada 1990. Sebaliknya, Senegal mesti memupus harapan mereka untuk meraih titel Piala Afrika untuk pertama kalinya.
Final Piala Afrika 2019 kali ini cukup menarik. Begini, Senegal dan Aljazair pernah bentrok di fase grup. Kala itu Riyad Mahrez cs. menang dengan skor tipis 1-0 dan finis sebagai pemuncak klasemen Grup C. Yah, mirip-mirip dengan Copa America 2019 yang mempertemukan kembali Brasil dan Peru di partai puncak.
Namun, Senegal mengalami sedikit ganjalan dalam menuntaskan aksi balas dendam. Les Lions de la Teranga tak diperkuat benteng kokoh mereka, Kalidou Koulibaly, lantaran suspensi. Alhasil, Aliou Cisse kemudian memilih bek Schalke 04, Salif Sane, untuk bertandem dengan Cheikhou Kouyate di pos bek sentral.
ADVERTISEMENT
Untuk sektor penjaga gawang, Cisse masih memercayakannya kepada Alfred Gomis. Kiper milik SPAL itu memang jadi pilihan pertama setelah Edouard Mendy mengalami cedera di fase grup lalu. Sementara di garda terdepan, Sadio Mane masih jadi tumpuan. Pemain yang sudah mengemas 3 gol itu dibantu Ismaila Sarr dan M'Baye Niang.
Aljazair lebih beruntung ketimbang calon lawannya. Ya, skuat pimpinan Djamel Belmadi relatif bersih dari cedera dan suspensi. Dengan kata lain mantan arsitek Qatar itu bisa menurunkan susunan terbaik dalam wadah 4-1-4-1 yang jadi andalannya.
Riyad Mahrez, Sofiane Feghouli, Ismael Bennacer, dan Youcef Belaili kembali diturunkan bersamaan. Secara garis besar, keempat gelandang inilah yang jadi titik terkuat Aljazair.
ADVERTISEMENT
Bila dikalkulasi, mereka sudah menyumbang 6 gol dan 3 assist sepanjang turnamen. Itu belum dihitung dengan Adam Ounas, senjata rahasia Aljazair yang sudah mengemas 3 gol dan 1 assist.
Aljazair sukses membuka keunggulan saat laga baru berjalan dua menit. Adalah Bounedjah yang jadi aktornya. Usai menerima umpan Bennacer, penyerang Al Sadd itu kemudian melakukan cutting inside dan melepaskan tembakan dari luar kotak penalti.
Bola hasil sepakannya sempat membentur kaki Sane. Akan tetapi, si kulit bundar justru bergerak liar dan menghunjam gawang yang dijaga Gomis. Menariknya, lesakan Bounedjah itu merupakan kedua sejak golnya di laga pembuka melawan Kenya lalu.
Senegal bukannya tanpa ancaman. Mereka justru lebih menguasai jalannya pertandingan paruh pertama. Penguasaan bola Senegal menyentuh 68%. Tak sampai di situ, kuantitas tembakan mereka juga mencapai angka 5. Meski, hanya sebiji yang mengarah ke gawang Aljazair.
ADVERTISEMENT
Rendahnya konversi peluang Senegal itu tak terlepas dari matinya pergerakan sayap-sayap mereka. Ya, Belmadi dengan cermat mengerahkan anak asuhnya ke sisi tepi demi menyumbat jalur serangan Senegal.
Skema tersebut memang tak cukup ampuh untuk meredam manuver Mane. Namun, lain cerita dengan Sarr dan Niang. Keduanya tercatat telah kehilangan penguasaan bola sebanyak 7 dan 5 kali --tertinggi di antara seluruh pemain.
Babak pertama usai. Skor 1-0 untuk Aljazair bertahan hingga turun minum.
Jalannya laga babak kedua masih sama: Senegal aktif menyerang dan Aljazair bermain lebih dalam. Namun, Senegal masih terjangkit problem dalam menyelesaikan peluang. Salah satunya, ya, peluang emas Mane di menit 57 yang masih membentur pemain belakang Aljazair.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menit 59 nyaris menjadi titik balik bagi Senegal, tepatnya setelah Adlene Guedioura menyentuh bola dengan tangannya di kotak terlarang.
Akan tetapi, wasit Neant Alioum mengurungkan niatnya untuk menghadiahi Senegal tendangan penalti usai meninjau Video Assistant Referee (VAR). Pasalnya, pada tayangan ulang, tangan Guedioura masih menempel dengan badan alias tidak dalam posisi aktif.
Senegal kembali menuai ancaman via Youssouf Sabaly di menit 68. Akan tetapi, tendangan jarak jauhnya masih mampu ditepis Rais M'bolhi.
Terhitung hanya itu upaya Senegal yang menemui sasaran. Peluang-peluang selanjutnya yang dilontarkan Sarr dan Niang masih melenceng dari sasaran. Masuknya Keita Balde di pengujung laga juga masih belum mampu mengantar Senegal memecah kebuntuan hingga peluit akhir berbunyi.
ADVERTISEMENT
Aljazair keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 1-0. Kemenangan yang sekaligus mengantar mereka merengkuh titel Piala Afrika untuk kedua kalinya.