Analisis: Apiknya Beto dan Lilipaly Buat Timnas U-23 Gemilang

18 Agustus 2018 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol dari Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol dari Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kekalahan dari Timnas Palestina U-23 tampaknya menjadi pelajaran berharga bagi Timnas Indonesia U-23. Hal ini ditunjukkan saat Timnas U-23 bertanding melawan Laos di laga ketiga Grup A Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Laos yang notabene adalah tim sesama Asia Tenggara di Stadion Patriot Chandrabhaga, Jumat (17/8/2018) malam, Timnas U-23 mampu meraih kemenangan dengan skor 3-0. Gol-gol skuat berjuluk 'Garuda Muda' pada laga ini disumbangkan oleh Alberto 'Beto' Goncalves pada menit 14 dan 47 serta Ricky Fajrin pada menit 74.
Kemenangan ini menghidupkan asa Timnas U-23 untuk lolos ke babak 16 besar. Di laga terakhir nanti, mereka hanya perlu mengalahkan Hong Kong untuk memastikan satu jatah di babak 16 besar. Jika meraih hasil seri atau kalah di laga terakhir nanti, hal tersebut cukup riskan meski Timnas U-23 dapat lolos ke babak 16 besar dengan status peringkat tiga terbaik.
Bertanding di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Patriot Chandrabhaga, Timnas U-23 mampu tampil agresif. Tekanan demi tekanan sukses mereka lepaskan. Disitat dari Labbola, persentase penguasaan bola sebanyak 68% (Laos mencatatkan penguasaan bola 32%) serta jumlah tembakan yang mencapai 25 kali (Laos hanya sekali melepas tembakan ke gawang Indonesia).
ADVERTISEMENT
Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Namun, selain soal agresifitas yang lebih baik dari Laos, ada beberapa poin yang membuat Indonesia mampu meraih kemenangan pada laga ini. Berikut adalah poin-poinnya.
Beto dan Lilipaly yang Menghidupkan Area Sepertiga Akhir
Dalam laga melawan Palestina, Timnas U-23 begitu kesulitan menembus lini pertahanan lawan. Salah satu penyebabnya, selain karena pertahanan Palestina yang kuat, juga karena matinya koneksi di area sepertiga akhir. Septian David Maulana selaku pemain di belakang penyerang gagal menjadi distributor bola yang apik pada laga tersebut.
Pada pertandingan melawan Laos ini, perubahan dilakukan oleh Luis Milla sebagai pelatih. Di belakang Beto sebagai penyerang tunggal, Milla menempatkan Stefano Lilipaly, diapit oleh Saddil Ramdani dan Febri Hariyadi di sisi kanan dan kiri. Di posisi poros, ada nama Evan Dimas dan Zulfiandi.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti ketika laga melawan Palestina, di laga ini, serangan Indonesia beberapa kali mampu menembus pertahanan Laos. Meski Laos juga menerapkan pertahanan yang ketat, selalu ada ruang yang bisa dieksploitasi oleh para pemain Timnas U-23. Hal ini terjadi karena sosok Beto dan Lilipaly yang menghidupkan area sepertiga akhir.
Selebrasi gol dari Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol dari Tim Indonesia saat melawan Laos dalam laga Asian Games di Stadion Patriot, Bekasi, Jumat (17/8/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Bermain tidak stagnan, keduanya acap bergantian menjadi pemain yang turun menjemput bola ke area sepertiga akhir. Selain menjemput bola, keduanya juga mampu menjadi pembagi bola yang baik, sehingga serangan Indonesia tidak mentok sampai area sepertiga akhir. Bola acap mereka teruskan ke dua sisi sayap agar serangan tetap mengalir.
Beto dan Lilipaly juga kerap saling bergantian membuka ruang untuk masing-masing. Hal ini terlihat dalam proses gol kedua Indonesia yang dicetak oleh Beto. Menerima umpan dari Putu Gede, Lilipaly dan Beto berlari ke arah berlawanan. Lilipaly yang menjemput bola langsung melakukan umpan tumit ke arah Beto, yang diselesaikan oleh mantan pemain Persipura tersebut lewat sepakan kerasnya.
ADVERTISEMENT
Kombinasi keduanya inilah yang membuat lini depan Indonesia menjadi hidup. Ada saling pengertian antara keduanya yang membuat ruang-ruang di pertahanan Laos dapat tercipta.
Evan Dimas, Distributor Merangkap Eksekutor
Setelah tidak dimainkan di laga kedua melawan Palestina, Evan Dimas kembali dipercaya oleh Milla untuk mengisi posisi gelandang poros dalam laga ini. Sampai akhirnya dia digantikan oleh Hanif Sjahbandi pada menit 81, Evan mampu tampil trengginas.
Menjalani peran sebagai playmaker, Evan beberapa kali berkeliling di area tengah. Dia menerima bola dari belakang, lalu acap meneruskannya ke depan. Dia juga yang menjadi distributor utama bola ke lini depan, baik itu ke sayap maupun ke tengah. Distribusi bola apik Evan ini juga yang membuat duet Lilipaly-Beto di lini depan menjadi hidup.
ADVERTISEMENT
Alberto 'Beto' Goncalves dalam laga Indonesia vs Laos di Asian Games 2018. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alberto 'Beto' Goncalves dalam laga Indonesia vs Laos di Asian Games 2018. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Dengan distribusi bola apik dari Evan, Lilipaly tak perlu turun terlalu jauh ke lini tengah. Cukup turun sampai area sepertiga akhir, Evan sudah memberikan bola kepadanya di area tersebut. Hal sama juga berlaku untuk Beto. Keduanya benar-benar dimanjakan oleh Evan.
Tidak hanya itu saja, pemain yang kini membela Selangor tersebut juga acap berani melepas tembakan dari lini kedua. Jika sukses menerima second ball hasil umpan silang yang dimentahkan Laos, sekaligus mendapatkan ruang yang pas, Evan tak segan melepas tembakan jarak jauh. Dia juga tak segan merangsek masuk ke kotak penalti jika ada kesempatan.
Hal inilah yang menjadikan serangan Indonesia lebih bertenaga. Maka, tatkala dia digantikan oleh Hanif, terasa nafas serangan Indonesia sedikit berkurang. Ini karena Evan cukup luwes menjelajahi area tengah, menjadi dirijen permainan Indonesia pada laga kali ini.
ADVERTISEMENT
***
Meski meraih kemenangan, Timnas U-23 bukannya tanpa cela. Serangan dari sayap yang kurang variatif, yang acap diakhiri umpan silang, merupakan sesuatu yang harus dibenahi. Dengan kemampuan dribel Febri dan Saddil yang apik, ditambah dua bek sayap yang juga aktif membantu serangan, seharusnya ada kombinasi lain yang bisa diterapkan oleh Timnas U-23 ketika menyerang.
Memang dalam laga tersebut kelemahan ini tak muncul, karena kualitas Laos pun sedikit di bawah Indonesia. Namun, jika menghadapi lawan dengan kualitas di atas, apalagi punya pertahanan rapat, bisa memanfaatkan celah, dan punya serangan balik apik macam Palestina, bisa saja Timnas U-23 menderita kekalahan kembali.