Analisis: Kecerdikan Teco Akhiri Kebuntuan Persija

21 April 2018 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSIS vs Persija Jakarta (Foto: Dok. Media Persija)
zoom-in-whitePerbesar
PSIS vs Persija Jakarta (Foto: Dok. Media Persija)
ADVERTISEMENT
Kecerdikan pelatih Stefano Cugurra mengubah jalannya laga pada menit krusial kembali teruji. Hal ini terlihat ketika Persija Jakarta bersua PSIS Semarang dalam laga pekan lima Go-Jek Liga 1 2018.
ADVERTISEMENT
Bermain di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (20/4/2018), 'Macan Kemayoran' menang dengan skor telak 4-1 atas 'Laskar Mahesa Jenar'. Skor tersebut tampak menggambarkan bahwa Persija begitu superior atas PSIS. Padahal, pada babak pertama, Persija sulit keluar dari tekanan-tekanan pemain PSIS.
Keputusan Teco --demikian Stefano disapa-- menyimpan sebagian pemain intinnya, seperti Sandi Sute, Ramdani Lestaluhu, Rezaldi Hehanusa, dan Ismed Sofyan, membuat skema serangan Persija tak berjalan dengan baik. Tiga gelandang mereka, Rohit Chand, Asri Akbar, dan Fitra Ridwan gagal menjadi penghubung antarlini.
Tak heran apabila umpan jauh ke Marko Simic dan operan daerah ke tepi lapangan kerap terlihat sepanjang 45 menit pertama pertandingan. Dua hal tersebut tentu tak berbuah manis. Pemain belakang PSIS sudah paham bagaimana cara mengatasi serangan Persija: membatasi pergerakkan Simic dan menginstruksikan dua bek sayap untuk terus berada di posnya.
PSIS telan kekalahan dari Persija. (Foto:  ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
zoom-in-whitePerbesar
PSIS telan kekalahan dari Persija. (Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Rotasi memang jadi masalah akut yang belum bisa diselesaikan oleh Teco. Jika mereka memainkan beberapa pemain yang biasa duduk di bangku cadangan, aliran bola Persija selalu tersendat. Intinya, belum ada komposisi yang pas di lini tengah selain trio Rohit, Sandi, dan Ramdani. Tiga pemain tersebut sering menjadi kunci superioritas Persija atas lawan-lawannya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, untuk menyiasati rotasi yang dilakukan, Teco memilih keputusan yang tepat dengan menerapkan pressing agresif di sepertiga pertahanan PSIS. Hal tersebut dilakukan agar Conteh dan Hafit Ibrahim, yang menjadi otak serangan PSIS, sulit memegang bola.
Demi keluar dari tekanan, PSIS tentu cuma memiliki satu opsi: umpan jauh ke lini depan. Pemain belakang Persija tentu sudah siap mengadang serangan dengan skema tersebut.
Namun, upaya Persija menenkan pemain PSIS dengan pressing tinggi tak berlangsung lama. Memasuki menit ke-10, mereka memilih pertahanan zona untuk meredam PSIS dan menginstruksikan dua bek sayap mereka bermain disiplin. Dua langkah itu memudahkan gelandang PSIS untuk membangun serangan dari area tengah, tapi mereka tampak kesulitan masuk ke dalam kotak penalti Persija.
Duel di laga PSIS vs Persija (Foto: Liga Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Duel di laga PSIS vs Persija (Foto: Liga Indonesia)
Tangguh di belakang tapi tumpul di depan, gambaran Persija sepanjang babak pertama. Dua bek yang terus berada di posnya memaksa Riko dan Novri bekerja sendiri dalam melancarkan serangan. Ya, hasilnya pun sudah ketebak, mereka gagal. Sebab, mengandalkan aksi individu untuk membongkar pertahanan lawan bukanlah hal yang mudah.
ADVERTISEMENT
Perubahan Teco Pangkal Keberhasilan Persija
Teco yang jeli melihat kesulitan-kesulitan yang dialami pasukannya sepanjang 45 menit pertama pertandingan, langsung meresponsnya dengan melakukan beberapa perubahan pada awal babak kedua.
Pertama, mengganti bek kanan, Marko Kabiay, dengan Ramdani. Kedua, Novri yang bermain di sayap kiri digeser menjadi bek kanan. Terakhir, Ramdani diinstruksikan menempati pos Novri. Dampak dari perubahan ini langsung terlihat.
Persija bermain lebih agresif. Skema serangan mereka lebih tertata. Sayang, gelandang mereka belum bisa mengalirkan bola dengan baik. Operan daerah ke tepi lapangan jadi opsi yang terus diambil skuat asuhan Teco.
Satu yang paling mencolok dari perubahan ini ialah Novri dapat menuntaskan tugasnya menciptakan ruang di sisi pertahanan PSIS dengan baik. Yang kemudian membuat Riko lebih leluasa menyisir tepi lapangan dan merangsek ke dalam kotak penalti.
Duel di laga PSIS vs Persija (Foto: Liga Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Duel di laga PSIS vs Persija (Foto: Liga Indonesia)
Riko memang bisa menciptakan peluang lewat aksi individu dan sodoran umpan silang, tapi tak ada yang berujung dengan gol. Beruntung, skema bola mati mereka masih amat mematikan bagi lawan-lawannya. Gol Jaimerson Xavier pada menit ke-68 jadi buktinya.
ADVERTISEMENT
Tertinggal, PSIS bermain lebih agresif. Dua bek sayap mereka kerap meninggalkan posnya untuk membantu serangan dan mengejar ketertinggalan. Nah, inilah yang kemudian menjadi petaka bagi PSIS. Namun, sebelum petaka itu hadir. Mari soroti perubahan yang dilakukan Teco.
Berpangkal dari kegagalan Ramdani bermain di sayap kiri, Teco kemudian menarik keluar Fitra dan memasukkan Addison Alves. Ramdani pun kembali pada posisi aslinya sebagai gelandang serang. Perubahan inilah yang mengawali petaka PSIS.
Skema serangan Persija berjalan dengan sempurna. Tiga gelandang mereka sukses mengalirkan bola dengan baik. Dua perubahan yang dilakukan Teco di babak kedua berbuah manis di 10 menit terakhir waktu normal babak kedua habis. Tiga gol yang tercipta menjadi bukti sahih.
PSIS vs Persija Jakarta (Foto: Dok. Media Persija)
zoom-in-whitePerbesar
PSIS vs Persija Jakarta (Foto: Dok. Media Persija)
***
ADVERTISEMENT
Jadwal padat menjadi momok yang menakutkan bagi Persija. Untuk mengatasi itu, rotasi tentu perlu dilakukan. Namun, jika rotasi dilakukan, Persija gagal menunjukkan performa terbaiknya. Skema serangan kerap tak berjalan, dua pemain sayap mereka kekurangan suplai bola.
Beruntung bagi Persija, pada laga ini, Teco melakukan dua perubahan di waktu yang tepat. Ketepatan Teco itulah yang membuat Persija dapat mengakhiri catatan minor ketika memainkan laga tandang.