Analisis: Kekalahan Liverpool Adalah Soal Respons yang Buruk

27 Mei 2018 7:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesedihan pemain Liverpool. (Foto: REUTERS / Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Kesedihan pemain Liverpool. (Foto: REUTERS / Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
Semua mata dalam laga final Liga Champions musim 2017/2018 tertuju pada Loris Karius. Dua kesalahan yang dia lakukan memang begitu tampak, tapi ada kesalahan juga dalam reaksi yang ditunjukkan Liverpool dalam pertandingan ini.
ADVERTISEMENT
Liverpool kecewa. Dalam laga final Liga Champions musim 2017/2018 yang dilangsungkan di Stadion NSC Olimpiyskiy, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB, Liverpool kalah dari Real Madrid dengan skor yang cukup telak, yaitu 3-1. Gol-gol kemenangan Madrid pada pertandingan ini dicetak oleh Gareth Bale (dua gol) dan Karim Benzema. 'Si Merah' hanya sekali membalas lewat Sadio Mane.
Menyoal kekalahan Madrid ini, Karius, penjaga gawang Liverpool, menjadi pihak yang cukup banyak dipersalahkan. Selain Sergio Ramos yang tampak berusaha mencederai Mohamed Salah secara sengaja, Karius menjadi pesakitan setelah dua kesalahannya berbuah dua gol kemenangan Madrid.
Melihat proses terciptanya dua gol Madrid (satu dari Bale, satu dari Benzema), memang ada semacam ketidakmatangan yang ditunjukkan oleh Karius. Gol pertama harusnya tak terjadi jika dia bisa lebih tenang melempar bola. Begitu juga gol kedua, ketika dia seharusnya memukul bola hasil dari tendangan keras Bale, bukan malah berusaha menangkapnya.
Momen Bale vs Karius. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Momen Bale vs Karius. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Karius bersedih. Air mata langsung tumpah dari matanya selepas laga usai. Meski disambut oleh tepuk tangan para pendukung Liverpool yang memadati stadion, tapi ada semacam kekecewaan tergurat di wajahnya. Dia mungkin berandai-andai, kalau saja dia lebih tenang, maka dua gol Madrid tak perlu terjadi.
ADVERTISEMENT
Namun, Karius tak perlu bersedih. Pada dasarnya, Liverpool juga melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan Liverpool ini tampak dari tiga momen yang terjadi di bawah ini.
Momen Ketika Kehilangan Mohamed Salah
Mohamed Salah, dengan torehan golnya sejauh ini (44 gol dari 52 penampilan di semua kompetisi), adalah pemain kunci bagi Liverpool. Di partai final ini, kehadirannya diharapkan dapat memberikan efek takut bagi lini pertahanan Madrid. Dia juga diharapkan dapat menjadi pembuka serangan balik Liverpool di laga final ini.
Hal itu terlihat dari perubahan taktik yang dilakukan Klopp selepas Madrid mulai menguasai laga. Alih-alih tetap menekan agresif, mereka justru bertahan cukup dalam. Salah diharapkan menjadi andalan Liverpool ketika melakukan serangan balik. Namun, dia keburu cedera dan ditarik keluar pada menit 31. Di sinilah Liverpool melakukan kesalahan.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga kualitas serangan, pelatih Liverpool, Juergen Klopp, memasukkan Adam Lallana. Harapannya, agar Lallana dapat seperti Salah, menjadi tumpuan serangan balik lewat kecepatan dan kemampuan dribel yang dia miliki. Namun, hasilnya justru jauh dari harapan. Lallana, selama dia main, hanya menyentuh bola sebanyak 21 kali saja. Dia tidak banyak berkontribusi dalam serangan Liverpool.
Serangan Liverpool tumpul. Hal ini berdampak pada kesulitan mereka dalam mencetak gol ke gawang Madrid sepanjang pertandingan.
Momen Ketika Masuknya Bale
Masuknya Gareth Bale di babak kedua merupakan respons dari Madrid terhadap situasi yang ada di dalam pertandingan. Sadar bahwa Isco mulai tidak efektif dan Liverpool mulai bersemangat usai mencetak gol penyama kedudukan, Zinedine Zidane memasukkan Bale. Selain menambah daya serang, masuknya Bale diharapkan dapat memberikan opsi lain dalam serangan Madrid.
ADVERTISEMENT
Hasilnya nyata. Bale langsung mencetak dua gol. Meski hanya menorehkan 16 sentuhan, tidak seperti Lallana, sentuhan dari Bale ini terkesan efektif. Beberapa kali dia bahkan mampu mengancam pertahanan Liverpool, baik itu lewat kemampuan dribel dan umpannya, salah satunya adalah umpan silang yang dia berikan.
Liverpool, ketika masuknya Bale ini, malah telat memberikan respons. Tak adanya perubahan strategi siginfikan yang mereka lakukan (memperkuat lini pertahanan atau menerapkan sistem pertahanan seperti di babak pertama) membuat Bale leluasa bergerak. Serangan Madrid menjadi hidup di babak kedua ini.
Momen Ketika Dani Carvajal Keluar
Sama halnya dengan Liverpool, Madrid juga harus kehilangan salah satu pemainnya dalam pertandingan ini, Dani Carvajal mesti keluar pada menit 37, digantikan oleh Nacho. Kehilangan Carvajal ini, justru tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh skuat Liverpool.
ADVERTISEMENT
Memang, dengan keluarnya Carvajal ini, Liverpool mulai banyak menekan dari sisi kiri. Mane menjadi pemain yang cukup sering menekan dari area tersebut, didampingi oleh Andrew Robertson yang acap maju ke depan membantu serangan.
Namun, Liverpool gagal memanfaatkan keluarnya Carvajal dengan menerapkan skema serangan apik. Serangan dari sisi kiri terkesan dilakukan secara sporadis, tanpa memanfaatkan ruang kosong yang ditinggalkan Nacho ketika maju ke depan.
***
Laga ini, jika ditelisik, sebenarnya berjalan imbang. Terlepas dari kesalahan Karius, Liverpool mampu mengimbangi Madrid yang skuatnya diisi oleh pemain-pemain yang berpengalaman tampil di Liga Champions.
Namun, pada akhirnya, pengalaman itulah yang menjadi pembeda dalam menerapkan respons. Khusus untuk Madrid, mereka perlu diberikan acungan jempol berkat perubahan skema dan taktik yang mereka lakukan sepanjang laga, menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada.
ADVERTISEMENT